Jakarta –
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Eric Thohir menjelaskan langkah-langkah pendirian holding BUMN. Saat ini, rencana tersebut menunggu proses di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Eric Thohir mengaku masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Usulan penggabungan usaha BUMN ditinjau kembali setelah Menteri Keuangan Bapak Mulyani Indrawati mengkajinya.
Eric Thohir kepada wartawan di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu, mengatakan: “Saya sudah kirim surat ke Pak Basuki, sudah dikaji Menteri Keuangan. Kita tinggal menunggu proses dari Kementerian PUPR.” 10/7/2024) malam.
Eric Thohir belum bisa memastikan kapan progres tersebut akan rampung. Kementerian BUMN menargetkan merger kerja BUMN selesai pada September 2024.
Eric Thohir mengatakan, “Kebijakan ini bukan dari kami. Lebih cepat lebih baik. Sama seperti BUMN yang bisa tutup, kalau bisa jangan terlalu lama, kalau sudah sakit sebaiknya segera ditutup.”
Sebelumnya, Kementerian Konstruksi berencana menggabungkan tujuh perusahaan negara di bidang konstruksi dan membentuk holding BUMN di tiga perusahaan. Hal ini dilakukan untuk fokus pada kinerja dan menjamin kesehatan masing-masing perusahaan.
Penggabungan pertama adalah PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Nindya Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero). Penggabungan kedua PT Hutama Karya (Persero) dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Ketiganya adalah PT PP (Persero) Tbk dan PT Vijay Karya (Persero) Tbk. (bantuan/budak)