Jakarta –
Menteri BUMN Erik Thohir angkat bicara soal pelecehan mahasiswa magang yang dilakukan pengelola perusahaan BUMN di Semarang. Eric mengecam keras tindakan tersebut dan mendukung tindakan polisi yang masih berlangsung.
Eric mengaku siap membantu korban jika yang bersangkutan mau. Ia mengatakan BUMN dan Kementerian BUMN berupaya menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari diskriminasi, kekerasan, dan pelecehan.
“Kami mengutuk keras kekerasan seksual yang dialami seorang mahasiswa magang di Semarang. Kementerian BUMN mendukung penuh penyelidikan polisi yang sedang berlangsung dan siap membantu korban jika yang bersangkutan menginginkannya,” kata Erick di Instagram Kementerian BUMN @kementerianbumn. pada Jumat (22/11/2024).
Selain itu, Kementerian BUMN berjanji akan menghukum pelakunya sesuai aturan. “Kementerian BUMN berkomitmen untuk memberikan sanksi seberat-beratnya sesuai ketentuan terkait,” ujarnya.
Menurutnya, sejak tahun 2022, Kementerian BUMN telah melaksanakan program ETHICS dan Kebijakan Tempat Kerja yang Layak (RWP) melalui surat edaran nomor SE-3/MBU/04/2022. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang mengedepankan rasa saling menghormati dan mencegah kekerasan dan pelecehan.
Mahasiswi asal Semarang H (21) memberitakan kepada detikJateng bahwa salah satu pengelola perusahaan pelat merah diduga dipecat di Semarang. Dia dilecehkan secara seksual selama pelatihan.
Peristiwa itu dilaporkan ke Polrestabes Semarang. Laporan pengaduan yang dilihat Detektif Jateng menyebutkan, terdakwa adalah pengelola properti BUMN di Semarang.
“Itu kejadiannya saat dia magang di BUMN. Dia magang sampai tanggal 21, saat dipindahkan ke bagian perlindungan aset,” kata pengacara H, Heri Hartono.
Hal itu dibenarkan korban menceritakan kronologi pelecehan yang dialaminya saat latihan pagi. Pertama, dia mengaku dipanggil untuk menghadap petinggi di kantornya.
“Awalnya saya dipanggil dan saya masuk karena saya pikir ingin memperkenalkan diri. Saat saya masuk, saya dulu diminta untuk meminta perkenalan,” kata siswa tersebut.
Saat itu, korban disodori rokok, namun langsung ditolaknya. Pelaku masih memegang tangan korban dan berusaha mencegahnya keluar kamar. Tiba-tiba saya pegang pipi saya, pegang dada saya, cium saya, coba keluar, tapi tangan saya dicengkeram, ujarnya.
Korban mengaku baru pertama kali melihat bosnya. Karena merasa sakit hati, ia langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pengawas magangnya dan pihak kampus.
“Tidak ada bahayanya, setelah acara mereka mengajak saya ke WA untuk ngopi karena dikasih uang (untuk ngopi), tapi saya kembalikan Rp 50 ribu,” ujarnya. (tanah liat/tanah liat)