Jakarta –

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan signifikan ekspor bijih logam, terak, dan abu pada Juli 2024. Peningkatan ekspor barang yang termasuk dalam Harmonized System (HS) 26 mendorong pertumbuhan ekspor migas Indonesia.

Plt Ketua BPS Amalia Adininggar Vidyasanti mengatakan, ekspor produk bijih logam, terak, dan abu meningkat sebesar 3.973,44% secara bulanan (mo-mo/mtm). Nilai ekspor komoditas ini mencapai $708,57 juta pada Juli 2024, meningkat signifikan dibandingkan nilai $17,39 juta pada Juni 2024.

“Peningkatan nilai ekspor bulanan pada Juli 2024 terutama disebabkan oleh peningkatan ekspor minyak dan gas yaitu produk bijih logam, terak, dan abu yang meningkat sebesar 3,32 persen menjadi 3.973,44 persen,” kata Amalija di. konferensi jurnalis pada Kamis (15/8/2024).

Jika dirinci berdasarkan negara, praktik tersebut menunjukkan bahwa Jepang, Tiongkok, dan India merupakan negara ekspor utama barang HS 26 yang mengalami pertumbuhan.

Pertumbuhan ini antara lain ditopang oleh ekspor bijih tembaga dan konsentratnya. Menurut dia, ekspor barang tersebut meningkat sebesar 693 juta dolar dan volumenya meningkat 212,8 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya.

Diketahui, peningkatan tersebut merupakan konsekuensi dari kebijakan pemerintah yang mengekspor konsentrat tembaga ke perusahaan pertambangan. Berdasarkan data Detikcom, perusahaan lainnya antara lain PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral International.

Semula izin ekspor konsentrat tembaga kedua perusahaan tersebut habis masa berlakunya pada pertengahan tahun 2024, dan pemerintah memperbolehkan ekspor hingga peleburan kedua perusahaan tersebut selesai pada akhir Desember 2024.

“Ekspor pada Juni 2024 nihil karena beberapa perusahaan masih mengurus izin akibat kebijakan relaksasi izin ekspor mineral logam produk konsentrat tembaga.” (bantuan/rd)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *