JAKART –

Mantan Manaker (Menaker), Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan bahwa proyek untuk pengiriman tunjangan liburan (THR) untuk pengemudi taksi sepeda motor online (OJOL). Menurutnya, pemerintah harus menemukan solusi jangka panjang yang tidak berisiko untuk bisnis dan investasi.

Itu memperingatkan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan umum. Karena politik populis tanpa keamanan hukum dapat mempengaruhi kepentingan investasi.

“Kebijakan Populis tanpa keamanan hukum dapat mengurangi kepentingan investasi di sektor digital dan dalam ekonomi game. Pemerintah harus fokus pada solusi jangka panjang yang melindungi pekerja tanpa mencegah pertumbuhan dalam bisnis,” kata Hanif dalam pernyataan, yang disebutkan Selasa (18/2/2025).

Hanif mengatakan bahwa status pengemudi Ojol adalah kemitraan, bukan hubungan kerja formal. Dengan cara ini, dia percaya bahwa hak Ojol tidak benar. Tidak ada komitmen untuk eksekutif THR. Namun, realitas lapangan mencerminkan ketergantungan tinggi pada platform, membuat kemitraan pengemudi dan pelaksana OJOL lebih kompleks.

“Tekanan dapat menempatkan perusahaan platform untuk menyediakan THR tanpa basis peraturan yang jelas untuk menjadi salah yang buruk.

Ketidakpastian keuangan, kata Hanif, beban ekonomi lebih lanjut untuk perusahaan dapat memiliki dampak negatif, seperti kenaikan tarif, memotong insentif atau mengurangi mitra pengemudi. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah untuk tidak menetapkan peraturan THR, sehingga tidak akan merusak keseimbangan antara fleksibilitas kerja dan perlindungan tenaga kerja.

“Kebijakan populis tanpa keamanan hukum dapat mengurangi minat investasi di sektor digital dan pekerjaan game. Pemerintah harus fokus pada solusi jangka panjang yang melindungi pekerja tanpa mencegah pertumbuhan bisnis,” katanya.

Lihatlah rencana video untuk aturan kemnaker untuk ojol: thr & menjadi pekerja bukan mitra

(FDL/FDL)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *