Jakarta –
Read More : Viral Polisi China ‘Smack Down’ Terduga Penjahat, Bak Rey Mysterio!
Maladewa dan Bangladesh mengambil langkah kuat sebagai bentuk solidaritas dengan orang -orang Palestina di tengah konflik yang masih terbakar di Gaza.
Rabu (16-4-2025) memberlakukan kedua pembatasan perjalanan yang dikenakan secara resmi untuk warga negara Israel yang dikutip. Beberapa waktu yang lalu, Parlemen menyetujui Maladewa dengan larangan masuk untuk pemilik Pass Israel.
Dahulu kala, Presiden Mohamed Mizzu segera meratifikasi keputusan dengan Maladewa. Dalam deklarasi resminya, pemerintah menyebutkan langkah itu sebagai bentuk dukungan kuat untuk Palestina dan kritik terhadap langkah -langkah kekejaman yang dilanjutkan oleh Israel.
Aturan baru mengubah hukum imigrasi Maladewa, sehingga orang Israel tidak dapat lagi memasuki kepulauan di Samudra Hindia. Namun, bagi mereka yang memiliki dua kewarganegaraan, masih ada celah ketika mereka menggunakan umpan dari negara lain, mereka masih bisa masuk.
Larangan itu sebenarnya telah diadopsi sejak 2024, tetapi implementasinya ditunda oleh mitra internasional. Ketegangan yang telah pecah antara Israel dan Hamas sejak konflik besar, yang memberikan tekanan politik ke dalam tekanan politik domestik dan mendorong pemerintah untuk segera bertindak.
Presiden Mizzu juga mengumumkan rencana untuk mengirim utusan khusus ke Palestina untuk memeriksa kondisi kemanusiaan secara langsung. Selain itu, kampanye penggalangan dana berjudul “Maledives in Solidarity with Palestina” dimulai.
Menanggapi politik, Kementerian Luar Negeri Israel menarik bagi semua warganya, termasuk kewarganegaraan ganda, untuk mencegah perjalanan ke Maladewa. Mereka yang sudah ada di sana akan segera pulang mengingat layanan diplomatik dan konsuler yang terbatas.
Sementara itu, Bangladesh memutuskan untuk mengaktifkan kembali larangan perjalanan ke Israel, yang sebelumnya telah ditarik pada tahun 2021. Mulai sekarang ke paspor Bangladesh, dokumen tersebut telah mendaftar untuk semua negara dengan pengecualian Israel.
Langkah ini dikonfirmasi oleh Wakil Sekretaris Kementerian Dalam Negeri di Bangladesh Nilima Aftroze oleh kantor berita Bangladesh Sangbad Sangstha. Menurutnya, direktur imigrasi dan paspor diminta untuk mengimplementasikan arahan segera.
Perlu dicatat bahwa kedua negara tidak menentukan hubungan diplomatik dengan Israel. Palestina telah lama mendukung sikap politiknya. Selain itu, ada lebih dari 90% populasi Muslim Maladewa dan Bangladesh.
Perusahaan melakukan perjalanan dari kedua negara gelombang perasaan anti-Israel yang menjadi lebih kuat di dunia Muslim, terutama karena serangan Hamas pada 7 Oktober diluncurkan oleh Israel di Gaza dan operasi militer besar-besaran. Lihat video “Video tidak menerima paspor Israel, Maladewa: Reaksi Genosida Palestina Haltung” (UPD/FEM)