Dubai –

Di Dubai, badai menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Bahkan, kota ini pernah disebut sebagai kota terbersih di dunia.

Dubai telah lama dikenal sebagai kota mewah dan modern, ibu kota negara petrodolar Uni Emirat Arab (UEA). Dunia tahu bahwa kota ini menjalani kehidupan glamor dengan banyak mobil sport di jalanan hingga ditinggalkan.

Kehidupan mewah juga diserap oleh banyak merek fashion ternama dan Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia dengan ketinggian 828 meter, simbol kota Dubai.

Menurut Global Cities Power Index yang diterbitkan oleh Mori Memorial Organization Jepang, Dubai telah menjadi kota terbersih di dunia. Dubai menerima penghargaan ini selama tiga tahun berturut-turut, yakni pada tahun 2020-2023.

Dubai adalah kota terbersih di dunia menurut Global Cities Power Index yang diterbitkan oleh Mori Memorial Organization Jepang selama 3 tahun terakhir. Kebersihan adalah peradaban. Kebersihan adalah budaya. Kebersihan adalah bagian dari iman. Dubai adalah kota teraman. Terbersih dan kota terindah di dunia jika Tuhan menghendaki, menjaganya tetap aman, menjaganya tetap stabil dan sejahtera,” kata Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri Uni Emirat Arab dan Penguasa Dubai, menurut Rplealtyplus Kamis ( 18/04/2024).

Namun performa gemilang itu sepertinya sudah hilang di tahun ini. Hal ini terjadi setelah badai melanda UEA, melumpuhkan kota tersebut dengan banjir bandang.

Badai tersebut telah menerjang Uni Emirat Arab sejak Senin malam, menurut AP pada Kamis (18/4). Badai kemudian bertambah parah sekitar pukul 09.00 waktu setempat pada Selasa (16/4). Hujan membawa banyak air dan hujan es.

Pada akhir Selasa, jumlah curah hujan di Dubai melebihi 142 milimeter dalam 24 jam. Curah hujan ini lebih banyak dibandingkan misalnya Bandara Internasional Dubai yang rata-rata 94,7 milimeter per tahun.

Faktanya, menurut The Guardian, Dubai mengalami curah hujan terberat dalam 75 tahun terakhir.

Banjir tersebut berdampak pada berbagai objek yang ada di sana. Khususnya, Bandara Internasional Dubai yang kebanjiran menyebabkan banyak penerbangan dibatalkan.

Bandara tersibuk di dunia, Bandara Dubai, tempat ratusan pesawat lepas landas dan mendarat, diyakini tak mampu keluar dari situasi saat ini. Penumpang pesawat terdampar selama puluhan jam tanpa bantuan pihak bandara maupun maskapai. Mereka bahkan tidak membeli makanan dan minuman.

Selain itu, di salah satu mall yang dikunjungi Anang Hermansyah, terdapat banyak air baik dari basement parkir maupun lantai dalam.

Stasiun dan sekolah di UEA juga dilaporkan terendam banjir. Pihak berwenang harus mengirim tanker ke jalan-jalan untuk mengambil air. Pasalnya, air masuk ke beberapa rumah dan memaksa sejumlah warga mengungsi.

Seperti wilayah lain di Teluk Persia, Dubai memiliki iklim yang panas dan kering. Oleh karena itu, hujan jarang terjadi dan infrastruktur perkotaan tidak dapat menangani kejadian cuaca ekstrem seperti saat ini.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG), kejadian langka di Dubai ini bisa menjadi pelajaran. Mereka menekankan pentingnya peringatan dini cuaca untuk beradaptasi terhadap bencana atau kondisi cuaca yang tidak dapat diprediksi.

“Pelajaran yang bisa diambil dari banjir Dubai adalah ‘peringatan dini untuk semua’ menjadi perhatian umum, seperti halnya di Indonesia,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani kepada detikTravel, Kamis. (19.04.2024). Saksikan video “Pusat Meteorologi UEA Banjir Besar di Dubai: 57 Tahun Sejarah” (wkn/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *