Jakarta –
BIS terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan insentif bagi pengusaha lokal untuk melakukan globalisasi dan bersaing di pasar internasional. Melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) BRI Peduli, perusahaan akan mengembangkan program pelatihan ekspor bagi usaha kecil dan menengah (UMKM) yang bekerja sama antara BIS dengan Lembaga Penelitian BIS ( BRIRins) dan PPEJP.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia Pelayanan Ekspor dan Perdagangan (PPEJP) Jakarta pada tahun 2015. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 29 – 31 Oktober 2024 dan diikuti oleh 30 calon eksportir dan UMKM binaan BRI dari berbagai daerah di Indonesia .
Menurut Wakil Direktur Jenderal BIS Katur Budi Harto, pelatihan ekspor ini bertujuan untuk membekali peserta dengan keterampilan dasar yang diperlukan untuk mengekspor dan membawa usahanya dari pasar dalam negeri ke tingkat internasional.
“Kami berharap UKM terus menjaga kualitas produknya, pasar lebih terbuka, sehingga bisa bergerak di segmen tersebut dan memiliki akses pasar yang lebih besar,” kata Catur dalam keterangan tertulis, Jumat (8/ ). 11/2024).
Ia menambahkan, kegiatan ekspor memberikan peluang emas bagi UKM untuk mengakses pasar internasional dan mengembangkan usahanya agar tumbuh sesuai kelasnya. Melalui program ini BRI berharap dapat membantu para pelaku ekonomi menjadi lebih percaya diri dan siap memasarkan produknya ke pasar global.
Dalam kegiatan pelatihan ini peserta diperkenalkan dengan ekspor, teknik analisis pasar dan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Agreements), pengembangan produk untuk kebutuhan internasional dan strategi mencari pembeli di pasar internasional. Harapannya, dengan ilmu yang didapat, peserta mampu melancarkan aksi sukses sebagai eksportir baru.
Adanya program pelatihan ekspor yang dilaksanakan oleh BRI Peduli memberikan banyak manfaat bagi banyak pelaku usaha lokal. Ade Arianti misalnya, merupakan pelanggan sekaligus pemilik UMKM Sambal Mak Kokai.
Terdampak PHK di masa pandemi Covid-19, Ade memberanikan diri membuka usaha kecil-kecilan untuk menghidupi dirinya dan keluarga. Dari tekad tersebut lahirlah ide untuk membuka usaha sambal tradisional.
“Di masa pandemi Covid-19, banyak orang yang membutuhkan makanan bervitamin C untuk menjaga daya tahan tubuh. Cabai sendiri memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga saya berinisiatif menjadikan sambal sebagai usaha saya. Alhamdulillah saat itu Sambal Mak”Kokai diterima dengan sangat baik oleh masyarakat setempat. “Sambal Mak Kokai sebagai makanan pokok di masa lockdown sangat membantu mereka dan produk ini berhasil bertahan hingga saat ini,” kata Ade.
Sebagai UMKM yang mengikuti program pelatihan ekspor, Ade bersyukur bisa menimba ilmu melalui BRI untuk membantu usahanya menjangkau pasar yang lebih luas. Ia pun berharap melalui program ini, usaha Sambal Mak Kokai yang dibangun dari awal, dapat terus berkembang dan membawa perubahan besar seiring berjalannya waktu.
Selain Ade, pelaku UKM lain yang merasakan manfaat dari program pelatihan ini adalah Teku Akmal. Pria berusia 38 tahun ini diketahui baru meluncurkan brand fesyennya pada tahun 2019. Berangkat dari kecintaannya pada dunia fashion dan kecintaannya pada kecantikan Indonesia, Teku juga menawarkan produk yang menonjolkan unsur seni lokal.
“Perusahaan kami menawarkan produk yang melengkapi penampilan Anda, yaitu kepiting dan tekstur eksterior yang memiliki perbedaan keindahan Indonesia. Produk ini bisa dilihat sebagai pelengkap yang memberikan kesan formal, namun tetap modis,” ujarnya. dikatakan.
Dengan mengikuti program pelatihan ekspor BIS, beliau mengaku belajar banyak tentang apa yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis; Dengan cara ini, perusahaan tidak hanya akan menjangkau tingkat nasional tetapi juga internasional.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk mempelajari dan mengetahui dunia ekspor, mulai dari pengenalan, riset negara tujuan ekspor hingga menghitung biaya-biaya yang dibutuhkan. Saya berharap usaha saya dengan mengikuti pelatihan ini dapat berkembang dan berkembang sesuai harapan saya. dan kita pasti bisa ekspor ke berbagai luar negeri,” ujarnya.
Tonton juga videonya: Dari jutaan UKM yang terdaftar di BPOM, hanya 9.000 saja
(Anl/Éga)