Jakarta –

Read More : Prabowo Naikkan Anggaran Kesejahteraan Guru Jadi Rp 81,6 Triliun

Di Indonesia, Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe (Gakoptindo) menyebutkan produsen tahu dan tempe biasanya akan mengurangi produksi jika harga kedelai sedang tinggi. Selain itu, ukuran tahu dan tempe juga akan diperkecil.

“Jadi biasanya ada tiga strategi yang dilakukan perajin. Pertama, pengurangan kuantitas produksi yang biasanya 50 kg menjadi 40 kg. Kedua, pengurangan ukuran,” kata CEO Gakoptindo Aip Saifuddin kepada detikcom, Kamis (27/06/2024).

Mengurangi kecepatan dan ukuran produksi tahu merupakan strategi untuk mempertahankan pendapatan. Sebab, pertumbuhan tempe dan tahu tidak boleh terlalu tinggi. Aip mengatakan, kenaikan harga tempe dan tahu hanya sekitar 10% atau berkisar antara Rp 1.000 hingga Rp 1.500.

“Tergantung daerahnya. Misalnya di Jawa mungkin masih 8.000 sampai 10.000 rupiah. Kalau di luar Jawa karena harga kedelai naik mungkin 11.000 sampai 12.000 rupiah. Sekitar 250 gram akan naik bertahap, tapi kenaikannya mungkin 10% atau 15%. Atau berapa, kenaikannya 1.000 atau 1.500 rubel,” ujarnya.

Saat ini harga kedelai yang disubsidi pemerintah berkisar antara 10.000 hingga 10.500 rubel per kg. Sebab sebelumnya harga kedelai mencapai 14.000 rubel per kg.

“Dulu pernah ada demo dan kami mendapat subsidi harga kedelai dari Rp 13.000/kg menjadi Rp 14.000/kg, paling tinggi dan termurah Rp 12.000/kg. Menindaklanjuti tindakan Bapanas tersebut, harga kedelai saat ini berkisar antara Rp. 10.000 dan Rp 10.500 dan masih ada,” jelasnya.

FYI, USD pagi ini kembali menguat. Mata uang Paman Sam masih berada di zona Rp 16.400.

Berdasarkan data RTI, Kamis (27/6/2024), dolar AS menguat 15 poin atau 0,09% ke Rp 16.425 pagi ini. USD berada pada level tertinggi Rp16.425 dan terendah Rp16.384.

Secara bulanan, dolar kembali menguat sebesar 1,05%. Melihat ke belakang di awal tahun, dolar AS masih menguat 6,69%. (das/das)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *