Jakarta –

Banyak orang yang menganggap operasi plastik dilakukan hanya untuk bersenang-senang. Sebenarnya operasi plastik terdiri dari dua jenis utama operasi plastik, yaitu layanan rekonstruksi dan layanan bedah plastik estetika, yang jenisnya sebaiknya dilakukan sesuai anjuran dokter untuk menghindari kemungkinan terjadinya komplikasi.

Dokter Spesialis Bedah dan Bedah Plastik Estetika Royal Dermatology and Aesthetics Center RS ​​Royal Progress Sunter, dr. Gori Haly, SpBP-RE menjelaskan, rekonstruksi adalah tindakan pembedahan yang diperlukan untuk memulihkan tubuh yang rusak atau hilang akibat trauma/kecelakaan/infeksi/lahir/luka bakar/cedera lainnya. Umumnya operasi plastik rekonstruktif ditujukan pada penderita penyakit/kelainan fisik.

Beberapa contoh operasi plastik rekonstruktif yang dilakukan untuk memperbaiki cedera wajah antara lain trauma wajah, koreksi ptosis (koreksi kelopak mata bawah), bibir sumbing, dan septum/septum hidung.

Selain itu, operasi plastik kosmetik bertujuan untuk memperbaiki penampilan atau bentuk bagian tubuh agar lebih menawan dan atraktif. Pelayanan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang sehat yang ingin menjalani operasi untuk meningkatkan rasa percaya diri dan kesehatannya.

Beberapa contoh operasi plastik yang baik antara lain operasi Facelift untuk memperbesar otot dan kulit wajah, Blepharoplasty untuk memperbaiki penampilan wajah, pembesaran dan pengecilan payudara (Breast Augmentation/Reduction), Sedot Lemak/Liposuction untuk menghilangkan lemak berlebih pada kulit.

Meski tujuannya berbeda, dr. Gorey menekankan bahwa konstruksi dan desain bersifat permanen dan tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, dokter dan pasien harus ditindaklanjuti dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan dan menghindari kemungkinan komplikasi.

Ia menegaskan, komplikasi berbeda dengan kegagalan, karena terkadang ekspektasi pasien terhadap operasi terlalu tinggi sehingga mengakibatkan ketidaksesuaian dengan keadaan sebenarnya.

Dr. Ia menjelaskan: “Pasien tentu punya harapan, tapi ada juga kenyataan. Terkadang pasien merasa puas dan tidak puas. menunggu. .” Saat Gori ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

“Bicara kegagalan bedah harusnya mempunyai arti yang sama. Kadang pasien tidak paham bahwa itu bukan kegagalan, tapi masalah,” lanjutnya.

Masalah penyimpanan plastik ada dua jenis, masalah akut dan masalah kronis.

Dr. Gori.

Dia menambahkan: “Ini bisa menunggu sebentar, mereka bisa diberi obat atau kita bisa menghentikan pendarahannya. Ini bisa kembali normal.”

Sedangkan komplikasi kronis biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk sembuh. Dokter biasanya akan menilai terlebih dahulu apakah operasi tersebut mungkin dilakukan atau tidak dapat diubah (reversible atau irreversible), serta efek sampingnya.

Setelah pemeriksaan, dokter dapat melakukan penyesuaian atau tindakan tambahan, atau ada pilihan untuk merujuk prosesnya ke konsultan profesional yang berkualifikasi.

“Waktu yang paling baik untuk menilai baik atau tidaknya hasil operasi adalah lebih dari 4-6 bulan, karena sudah ada pertumbuhan otot, tidak ada bengkak dan nyeri, bekas luka di kulit juga bagus dan terlihat bentuknya. . . Ini tidak bisa terjadi secara instan dan selalu berproses. “Perlu waktu untuk sembuh.”

Klik halaman berikut: Tips Dokter untuk Rencana Operasi Plastik yang Aman >>> Saksikan Video “Natasha Wilona Berhenti Operasi Plastik” (ncm/ega)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *