Jakarta –
Read More : Pakar Gizi Ungkap Siasat Jitu Atasi Anak Kecanduan Jajanan Manis
Pakar lumpur adalah Dr. Putu Ayu Diah, SpPK mengatakan perubahan kondisi cuaca di Indonesia telah meningkatkan jumlah kasus atau serangan asma di Bali. Hal itu diumumkannya pada konferensi pers Hari Perempuan Internasional 2024.
Dr. Menurut Putu, banyak pasien di rumah sakit tempatnya bekerja menderita asma atau kambuh. Bahkan, pasien yang dirawatnya seringkali sakit parah, dengan penggunaan anestesi.
“Kasus asma di Bali akhir-akhir ini meningkat. Karena kita lebih banyak merawat pasien lanjut usia, mungkin saya akan merespons pasien lanjut usia. Kalau kita lihat di klinik rawat jalan anak, kunjungannya juga meningkat,” ujarnya, Minggu (07/05/2024).
“Saat ini pada pasien lanjut usia, akhir minggu ini kita temukan tingkat serangannya, satu dari sekian banyak, lalu mudah menyerang parah. Bahkan, berkali-kali dalam sebulan saya mencoba merawat pasien. menderita asma sampai di ICU, ujarnya.
Meski asma sebenarnya tidak dianggap sebagai penyakit serius, kata dr Putu, terkadang gejalanya ringan, namun kondisi cuaca saat ini dapat menyebabkan serangan yang parah bahkan fatal.
Jadi kita perlu mewaspadai perubahan iklim seperti ini, selain peningkatan DBD, ya, ada peningkatan kasus asma terkait dengan kondisi atmosfer, lanjutnya.
Senada, Ketua Pokja Asma PPOK Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan, dr. Budhi Antariksa, Phd, SpPK, udara panas seperti yang terjadi akhir-akhir ini dapat menyebabkan asma atau asma kambuh kembali bagi penderitanya.
Menurutnya, udara hangat lebih banyak menyebabkan serangan asma dibandingkan udara yang lebih banyak uap airnya.
Makanya kalau penderita asma disuruh olah raga, pilih daerah pantai. Karena uap airnya lebih bagus, lebih besar dan lebih aman dibandingkan udara kering dan panas, biasanya asmanya lebih banyak, ujarnya di musim gugur. Saksikan video “Respon Dinkes Bali terhadap Media Asing Ungkap Tingginya Kasus DBD di Bali” (suc/kna)