Jakarta –

Pemerintah terus berupaya menaikkan tarif pajak. Rasio pajak adalah ukuran efektivitas sistem perpajakan suatu negara dan seberapa besar kontribusi pajak terhadap perekonomian. Di Indonesia, rasio fiskal menjadi perhatian utama pemerintah karena berkaitan erat dengan kapasitas fiskal, pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam acara TV yang ditayangkan media swasta, Direktur Utama BRI Sunorso mengungkapkan bahwa UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional memiliki potensi untuk mendukung pembangunan melalui pemberdayaan. Oleh karena itu, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) tetapi juga meningkatkan penerimaan pajak.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi pilar utama untuk mencapai tujuan tersebut, UMKM berkontribusi terhadap 60% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia.

“Apakah kita cukup puas dengan struktur ekonomi yang didominasi oleh UMKM? Bisa dikatakan bagus karena setara. Pokoknya kalau terlalu besar ternyata hanya menyumbang 60% terhadap PDB. Kebutuhannya semakin banyak untuk ditingkatkan dan tantangannya bagaimana meningkatkan kategori UMKM,” kata Sunarso, Kamis (26/9/2024) melalui keterangan tertulis.

Selain peningkatan kategori UMKM, formalisasi segmen UMKM juga tidak kalah penting, lanjut Sunarso.

“Tantangan kita sebetulnya menaikkan satu kategori, tidak hanya menambah kategori yang kedua, tapi formalisasi bisnis UMKM itu penting. Karena formalisasi databasenya jadi lebih baik. Baru kita bisa melakukan pelatihan, kemudian pemberdayaan secara terstruktur. Strategi yang lebih baik dan sumber kapasitas keuangan yang lebih baik,” ujarnya.

Menurut Sunarso, formalisasi UMKM penting dan dapat memberikan manfaat bagi negara dengan meningkatkan rasio fiskal.

“Jadi potensi komersial yang sangat besar ini tidak memungkinkan negara untuk berjuang meningkatkan tax rasio karena keterbatasan data, sehingga penting untuk memformalkan usaha informal yang sebelumnya. Karena ini bukan soal perpajakan, tapi bagian pengelolaan/pemanfaatan data dasar dan data analisis yang baik,” jelasnya.

Dalam upaya formalisasi UMKM, BRI memiliki berbagai program pemberdayaan untuk mendorong UMKM masuk kelas, antara lain program Pemberdayaan Desa Cemerlang dan Klaster.

“BRI kembangkan 3.600 negara terang. Jadi negara kita disurvei potensinya apa. Kalau potensinya pertanian, kita kembangkan sebagai pertanian. Kalau ada potensi wisata, kita sudah kembangkan pariwisata. Tapi yang lebih penting adalah pengembangan negara. Aparat harus tahu bagaimana memonetisasi potensi negara,” kata Sunarso.

Tonton video “Mencicipi tongseng kambing yang dimasak dengan oven arang” (ega/ega).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *