Jakarta –
Coca-Cola dan Starbucks, dua perusahaan ternama asal Amerika Serikat (AS), telah mengajukan pendaftaran ulang mereknya di Rusia. Hal ini terjadi sekitar dua tahun setelah Rusia menarik diri dari sanksi Barat atas serangan militer yang menyebabkan perang dengan Ukraina.
Coca-Cola mengajukan setidaknya tiga permohonan merek dagang pada April lalu, demikian laporan Reuters, Senin (17/06/2024). Ketiga merek dagang tersebut adalah Coca-Cola, Fanta dan Sprite.
Raksasa minuman ringan itu beralasan pendaftaran merek dagang bertujuan untuk melindungi mereknya dari pencurian, termasuk di Rusia.
“Kekayaan intelektual sangat berharga dan penting bagi The Coca-Cola Company, dan kami terus mengambil langkah untuk mengembangkan dan memperkuat aset-aset ini di seluruh dunia,” kata juru bicara Coca-Cola kepada Reuters dalam sebuah pernyataan.
“Pengajuan kami di Rusia adalah untuk melindungi hak merek dagang kami,” tegasnya.
Sedangkan untuk Starbucks, perusahaan mendaftarkan delapan aplikasi serupa di Rusia pada akhir Mei. Menurut Coca-Cola, aplikasi ini dimaksudkan untuk melindungi hak kekayaan intelektual merek Starbucks.
“Starbucks mengajukan permohonan merek dagang di seluruh dunia untuk melindungi mereknya,” kata juru bicara perusahaan.
Sebagai informasi, sebelumnya Coca-Cola resmi menghentikan penjualan merek utamanya seperti Coca-Cola, Sprite, dan Fanta di Rusia. Bekas divisi penjualan Rusia telah berganti nama menjadi Multon Partners dan menjual produk bernama Dobry Cola (Good Cola).
Kemudian, Starbucks sebelumnya memiliki 130 toko dan hampir 2.000 karyawan di Rusia. Namun, perusahaan tersebut secara resmi keluar pada Juni 2023, dan departemen penjualan negara tersebut membuka kembali jaringannya dengan nama Stars Coffee.
Selain dua perusahaan terkenal ini, perusahaan Barat lainnya seperti raksasa furnitur Swedia IKEA telah mengajukan permohonan merek dagang serupa di Rusia sejak penutupannya. (hns/hns)