Jakarta –

Calon Gubernur DKI Jakarta ke-2, Dharma Pongrekun kembali mempertanyakan keberadaan penyakit yang telah menewaskan jutaan warga Indonesia tersebut.

“Kalau aku jadi hakim, kalau aku bodoh, aku benci, kalau aku pengecut, aku benci, kalau aku pengkhianat, apa maksudnya, kalau sampai terjadi hal seperti itu? nah, kalau dapat, kami sudah memanggil tim independen untuk mempelajari informasi yang ada,” kata Dharma Jakarta pada pemilihan gubernur, Minggu.

“Bayangkan apakah ini benar-benar masalah kesehatan masyarakat atau agenda politik global, virus ini baru ditemukan pada bulan Desember dan baru diketahui 12 hari kemudian,” ujarnya.

Ia juga mengecam alat diagnostik COVID-19 yang menurutnya tidak jelas.

“Kemudian alat diagnostiknya sangat buruk, dan itu tidak dimaksudkan, diciptakan pada tahun 1984 oleh pemenang Hadiah Nobel Dr. Kerry Mallis,” ujarnya.

Dalam debat pertama calon gubernur Jakarta, Dharma Pongrekun membuat heboh setelah ia mengatakan epidemi ini adalah agenda rahasia asing untuk merebut kedaulatan negara19 untuk pengujian virus.

“Sebenarnya sebagian besar dari kita belum paham bahwa tes PCR yang selama ini digunakan bukan untuk menguji virus. Jadi kita tidak tahu dosis asamnya saja dan kenapa tidak diambil dari air liur jika ada. pengen banget tes virusnya,” kata Dharma. “Video. Kementerian Kesehatan membantah deskripsi epidemi Covid-19 sebagai rekayasa global” (kna/up)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *