Jakarta –

Perusahaan-perusahaan Jerman menggunakan detektif swasta untuk menyelidiki apakah karyawan yang cuti sakit jangka panjang benar-benar sakit, dan menganggapnya sebagai cara yang efektif untuk memecat pekerja yang tidak produktif.

Salah satu agen detektif swasta, Lentz Group, yang terletak di dekat stasiun kereta api utama Frankfurt, sedang mengalami pertumbuhan bisnis di pasar ini.

Pendiri lembaga tersebut, Markus Lenz, mengatakan kepada AFP bahwa perusahaannya menerima sekitar 1.200 komisi tahun lalu, hampir dua kali lipat dibandingkan beberapa tahun lalu.

Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan dari perusahaan agar petugas memeriksa pekerja yang diduga sakit padahal mereka benar-benar sehat untuk bekerja.

“Semakin banyak perusahaan yang tidak mau menerimanya lagi,” ujarnya.

“Jika seseorang mempunyai 30, 40 atau terkadang hingga 100 hari sakit dalam setahun, pada titik tertentu hal itu menjadi tidak menarik secara ekonomi bagi pemberi kerja,” lanjutnya.

Dunia usaha mulai dari raksasa mobil hingga perusahaan pupuk meningkatkan kekhawatiran mengenai dampak tingginya cuti sakit terhadap sektor ekonomi terbesar di Eropa.

Meskipun ada yang mengatakan bahwa perubahan dalam pelaporan cuti sakit memudahkan pemalsuan penyakit, para ahli mengatakan alasan peningkatan jumlah ini lebih kompleks, mulai dari peningkatan penyakit mental hingga tekanan kerja yang lebih besar.

Biaya sewa layanan tersebut tidak diungkapkan.

Namun, pengumpulan bukti tidak selalu menghasilkan pemecatan yang sukses: seorang sopir bus di Italia dipecat setelah dia ketahuan menyanyi dan bermain piano di bar saat cuti sakit, yang diduga karena kekhawatiran.

Namun, Mahkamah Agung Italia memutuskan bahwa tindakan ini membantu meringankan kondisinya dan memerintahkan dia diterima kembali.

Para ahli juga memperingatkan bahwa layanan ini mungkin tidak mengatasi penyebab tingginya angka cuti sakit, yang meningkat karena kekhawatiran yang sah seperti meningkatnya penyakit pernafasan, meningkatnya stres kerja dan meningkatnya masalah kesehatan mental setelah pandemi video layanan kesehatan” (kna /kna)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *