Jakarta –
Salah satu desa terindah di dunia, desa Lauterbrunnen di Swiss, juga telah memberlakukan pajak turis untuk mencegah pariwisata massal.
Desa yang terletak di lembah pegunungan dan dikelilingi oleh air terjun dan puncak yang tertutup salju ini sedang mempertimbangkan untuk mengenakan biaya masuk bagi wisatawan, menurut Travel and Tour World pada Selasa (21 Mei 2024). Dan ini setelah masalah pariwisata yang terus berkembang.
Upaya ini mengikuti upaya Venesia dan bertujuan untuk mengurangi kepadatan pengunjung selama liburan musim panas. Rencananya wisatawan akan dikenakan biaya masuk sebesar lima franc Swiss atau sekitar Rp 87 ribu.
Lauterbrunnen terletak di Bernese Oberland, Swiss. Situs ini telah mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan. Hal ini menyebabkan peningkatan lalu lintas, pemborosan, dan biaya.
Pendeta desa Markus Tschanz menyatakan keprihatinannya atas masuknya wisatawan. Ia juga mengibaratkan desa itu seperti taman hiburan karena arus pengunjung yang terus menerus. Tim juga telah dibentuk di desa tersebut untuk mengusut kasus ini. Biaya masuk juga merupakan pilihan yang dipertimbangkan.
Para ahli menjelaskan pariwisata massal di Lauterbrunnen karena beberapa alasan. Misalnya karena Air Terjun Staubbach menjadi populer di sana.
Selain itu juga disebut sebagai faktor pariwisata massal karena tiket pesawat murah dan munculnya platform akomodasi online. Menggunakan contoh Venesia.
Bulan lalu, Venesia menjadi kota pertama yang memberlakukan tarif masuk bagi wisatawan harian sebesar lima euro atau sekitar Rp 86.000 untuk masa uji coba selama 29 hari. Langkah ini bertujuan untuk mengelola jumlah wisatawan dengan lebih baik.
Namun, pakar pariwisata di Swiss, termasuk Juerg Stettler dari Universitas Sains dan Seni Terapan di Lucerne, mengakui ada masalah dalam penerapan biaya tersebut di daerah pedesaan. Peneliti pariwisata di universitas yang sama, Fabian Weber, berpendapat bahwa meskipun pungutan tersebut tidak akan menyebabkan penurunan jumlah wisatawan secara drastis, namun hal ini dapat menciptakan dana yang dapat dikelola untuk mengkompensasi kerusakan terkait pariwisata.
Sementara itu, Pulau Dewata Bali juga menerapkan biaya serupa untuk mengurangi dampak pariwisata massal. Bali mengenakan biaya kepada wisatawan asing sebesar US$10 atau sekitar Rp 159.000. Tonton video “Peneliti Swiss telah mengembangkan robot astronot untuk eksplorasi bulan” (wkn/wkn)