Jalan-

Tradisi potong rambut anak menjadi gimbal di Dieng merupakan tradisi tahunan. Permintaan mereka sangat berbeda. Ada yang bilang baksonya sebesar 75 cone es krim.

Sebanyak 11 anak berambut gimbal di Wonosobo berangkat mengikuti pawai ruwatan. Anak laki-laki memiliki permintaan khusus yang harus dipenuhi oleh keluarga sebelum musuh mereka dihabisi.

Rabu (24/7), pemakaman bocah berambut gimbal itu digelar dalam rangka HUT Kabupaten Wonosobo.

Permintaannya sangat spesifik. Ada yang minta paket besar, ada juga yang minta es krim 75 cup. Ada juga sepeda dan kambing, kata Direktur Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Wonosobo, Agus Wibowo, kemudian . rambut gimbal tersebut dirusak di Alun-Alun Wonosobo pekan lalu.

Dalam ruwatan ini, rambut anak dipotong hingga habis. Rambut itu kemudian diapungkan di Danau Menjer.

Tradisi ruwatan anak berambut gimbal di Wonosobo sudah dilakukan secara turun temurun. Dalam tradisi ini, keinginan anak harus dipenuhi sebelum berangkat ke ruwatan.

“Semua permintaan harus dipenuhi, itu sebabnya permintaan segera dikirim, kali ini rambut gimbal yang sudah dicukur dijual ke Telaga Menjer,” jelasnya.

Salah satu orang tua anggota ruwatan, Iko mengungkapkan, anaknya punya permintaan khusus sebelum berangkat ruwatan.

“Awalnya dia minta kambingnya diikat dengan kertas, lalu dia bilang mau pelihara,” ujarnya.

Dia mengatakan putrinya mulai memiliki rambut normal. Namun tiba-tiba putranya jatuh sakit demam saat berusia 40 hari. Rambut putranya kemudian diubah menjadi gimbal.

“Pertama kali rambut gimbalnya tumbuh adalah karena demam, saat anak saya berumur 40 hari,” ujarnya.

——-

Artikel ini muncul di detikJateng. Saksikan video “Anak Misterius Berambut Gimbal di Dieng Yang Melihatnya” (wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *