Jakarta –
Dekan Kedokteran Universitas Diponegoro (FK Undip) dr Yan Wisnu Prajoko mengakui, ada biaya Rp 20-40 juta bagi peserta Program Pendidikan Dokter Khusus (PPDS) untuk studi anestesi. Biaya anestesi PPDS Undip dibayarkan setiap bulan pada semester pertama.
“Jadi mereka dibius, dan bicara tentang anestesi, mereka mendapat 20 hingga 40 lakh rupee untuk semester pertama sebulan,” kata dr Ranwis Nu dalam konferensi pers, Jumat. (13.9.2024).
Biaya tersebut disebut akan digunakan untuk kebutuhan mahasiswa baru dan senior selama menjalani perawatan PPDS di RS Dr Kariadi.
Selain itu, biaya tersebut digunakan untuk sewa mobil dan operasional selama menggunakan PPDS.
“Kebanyakan orang makan sekitar 2/3; Sekarang hadirin sekalian yang tahu Ini kerja keras, bukan? Saya makan tiga kali,” kata dr Yan Aung.
Selain itu, Dr Yan Aung dalam surat edarannya tertanggal 25 Maret 2024 mengakui bahwa biayanya terbatas. Buletin Pencegahan Bullying membatasi biaya bagi siswa PPDS sebesar Rp 300.000. Kami akan membuat kemajuan.
Baik FK Undip maupun RSUP berkomitmen melakukan asesmen untuk memastikan tidak terjadi perundungan di PPDS. Evaluasi akan dilakukan mulai dari proses rekrutmen hingga semester.
Dokter Yan meminta prosedur anestesi PPDS yang sempat dihentikan di Undip, segera dihentikan. Ditegaskannya, Undip ingin menjadi bagian dari proses pengisian tenaga spesialis di Indonesia.
“Kami mohon dukungan pemerintah dan masyarakat untuk terus melanjutkan PPDS di FK Undip, khususnya saat ini berperan dalam program anestesi dan perawatan intensif, serta partisipasi segera negara dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di negara ini. Saksikan videonya “Sertifikasi Kedokteran Kegiatan Gerontologi di Bidang Pendidikan” (kna/kna) agar dokter spesialis dapat disebar merata di seluruh pulau.