Jakarta –
Cornelia Agata terkenal sebagai duta anak autis yang dilantik beberapa waktu lalu. Ia menceritakan betapa sulitnya membesarkan anak autis.
Meski tak memperhatikan secara langsung, salah satu anak pesinetron C Doyle Anak Sekohlan mengalaminya. Ia mengatakan, membesarkan anak autis sangatlah sulit.
Ia juga mengatakan, mentalitas keluarga harus luar biasa dalam menghadapi anak autis.
Katanya: “Salah satu saudara laki-laki saya mengidap autisme. Bukan satu keluarga, tapi seluruh keluarga hancur. Karena ujung-ujungnya seluruh keluarga hanya fokus pada anak autis. Anak-anak lain tidak terurus, malah sebenarnya menciptakan masalah baru. katanya ketika dia bertemu Harry di pesta. Autism Global Awareness diselenggarakan oleh Komnas Perlindungan Anak di Jakarta kemarin.
Sesi diskusi bertema Autisme sedang naik daun, pilih wadah bebas BPA Harry Chariansia, Ketua Komite Nasional Perlindungan Anak dr Kathryn Tajzadi, Fraksi Nasdim, Ratho, anggota Komisi IX DPR RI juga turut hadir. Ngdu Bono Wola, dan pemilik Immaculata Autism Home School, Dr. Ammaculata Amaati.
Pada seminar tersebut disimpulkan bahwa para ibu sebaiknya menghindari galon bekas pakai yang mengandung BPA. Pendapat Direktur Kamnas PA yang menyebut galon bekas berpotensi BPA sama saja dengan mengajak masyarakat berjudi bahaya BPA bagi anak.
“Kami tetap berterima kasih kepada pemerintah dan BPOM atas Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2024 yang telah menerbitkan perubahan kedua atas PerkaBPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Namun kami yang memperjuangkan “kesehatan anak” tidak bisa menerimanya.
Harry yang melanjutkan sambutannya menegaskan, jumlah penderita autis di dunia semakin meningkat. Berdasarkan data terkini, dalam setiap 36 kelahiran, terdapat seorang anak autis. Dan BPA dikatakan memainkan peran utama dalam satu penyebab.
Di sisi lain, menurut Dr. Immaculata, ibu dari anak autis sekaligus pemilik Immaculata School for Autism menjelaskan, sebuah penelitian di Amerika mengungkap darah atau feses anak. Mereka mengandung banyak logam berat dan BPA.
Immaculata Umti mengatakan, “Setelah itu pastikan dalam keadaan baik, mengandung logam berat dan BPA. Jadi hindari penggunaan galon bekas yang jelas-jelas berpotensi BPA. Karena BPA kita butuh waktu untuk meracuni.”
Sebaliknya, menurut dr Catherine Tajjadi, paparan BPA disebabkan oleh panas atau gesekan yang masuk ke dalam tubuh. Jadi berpindah dari galon ke air, dan setelah air habis disitulah terjadi BPA dan bisa menyebabkan berbagai penyakit terutama autisme.
Jadi BPA punya khasiat menghancurkan hormon endokrin. Dampaknya bisa menyebabkan penyakit jiwa. Jadi kita harus hati-hati dalam memilih galon. Kalau di segitiga ada angka 7, hindari. 4 dan 5, semua aman untuk kita. kesehatan,” kata Dr. Catherine Tajzadi.
Di sisi lain, Anggota Komisi IX Fraksi Nasdem Ratu Ngadu Bonu Wulla menegaskan siap memantau pelaksanaan situs tersebut.
“Kami berterima kasih kepada BPOM yang telah menerbitkan Peraturan Nomor 6 Tahun 2024 yang memuat deklarasi perubahan kedua dalam PerkaBPOM Nomor 31 Tahun 2018 tentang Pelabelan Galon Pakai Ulang. Meski disetujui, bidang tersebut masih menjadi salah satu tugas DPR RI yang harus dilaksanakan. ,” kata Ratu Ngdu Bono Vola.
Saksikan video “Berita Duka! Presiden Komnas PA Ariste Merdeka Meninggal Dunia” (wes/pus)