Jakarta –
Lebih dari seperlima warga Tiongkok kini berusia 60 tahun atau lebih. Tiba-tiba muncul pertanyaan: apa yang akan terjadi pada lansia yang akan berjumlah 400 juta pada tahun 2040?
Menurut CNA, banyak orang kemudian meninggalkan lansia di panti jompo. Li Xiankai misalnya, mengira dirinya akan disebut anak haram karena menyekolahkan orang tuanya ke panti asuhan, namun ia sama sekali tidak menyesalinya.
Ada banyak hal positif bagi para lansia yang menghabiskan hidup mereka selanjutnya di panti jompo, katanya.
“Mereka akan melakukan banyak kegiatan seperti menyanyi, menari dan membuat kerajinan tangan,” kata Xiankai.
Pasalnya, saat ini ada ketakutan orang tuanya akan ditinggalkan tanpa perawatan padahal ia juga bekerja penuh waktu. Dalam beberapa kesempatan ia juga menemukan ibunya pingsan di rumah tanpa bantuan apapun.
Ms Xiankai juga setuju untuk tinggal di panti jompo di mana perawatan khusus dapat diberikan. ketika anak tidak dapat memberikan kesempatan yang sama.
“Itu tidak berarti kamu merawatnya setiap hari. Anda harus memberinya lingkungan yang sangat baik agar dia bahagia,” kata Lee.
“Ini juga merupakan bentuk komitmen kami kepada orang tua.”
Namun ibunya adalah salah satu minoritas yang berkembang pesat di sektor perawatan lansia di Tiongkok yang menghadapi kekurangan staf terampil dan pilihan perawatan yang terjangkau.
Fasilitas swasta seperti yang ada saat ini memerlukan biaya yang mahal, sementara fasilitas pemerintah yang lebih terjangkau memerlukan daftar tunggu berbulan-bulan. Misalnya, salah satu panti jompo terpopuler di Beijing memiliki 1.100 tempat tidur dan daftar tunggu 10.000 orang.
Di daerah pedesaan, keadaannya bahkan lebih buruk lagi. Menurut Kantor Berita Xinhua, hanya ada 1,7 juta tempat tidur untuk lebih dari 100 juta lansia di pedesaan.
Mengingat kekhawatiran masyarakat mengenai ketersediaan dan kualitas layanan bagi para lansia, serta kepercayaan tradisional mengenai bakti, tidak mengherankan jika sebagian besar anak-anak dewasa di Tiongkok masih bersikeras untuk merawat orang tua mereka, meskipun mereka dalam keadaan sehat. dalam bahaya
Namun, ketika kebijakan satu anak di Tiongkok membuat keluarga kecil harus berjuang untuk merawat orang lanjut usia di tengah perlambatan perekonomian, negara tersebut berupaya meringankan beban mereka dan menyediakan layanan perawatan dasar bagi semua orang.
Terdapat 297 juta orang berusia 60 tahun ke atas di Tiongkok pada akhir tahun lalu, yang mencakup lebih dari seperlima populasi. Pada tahun 2040, jumlah mereka akan meningkat menjadi 402 juta.
Sekitar 90 persen lansia Tiongkok dirawat oleh keluarga mereka, 7 persen menerima bantuan publik dan 3 persen berada di panti jompo, menurut Komisi Kesehatan Nasional.
(naf/kna)