Jakarta –

Penerbangan Singapore Airlines SQ321 mengalami turbulensi hebat di Myanmar pada Selasa (21/5/2025). Saat itu, sejumlah penumpang melompat ke langit-langit kabin.

Salah satu penumpang asal Australia, Teandra Tuhunen, berada di kabin yang semrawut itu pada Rabu (22/5), seperti dikutip Sky News. Ia mengatakan penumpang yang memakai sabuk pengaman lebih baik, sedangkan penumpang yang memakai sabuk pengaman terlempar dan jatuh.

Tuhunen merupakan salah satu penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman. Dia mengalami cedera di tangan kirinya dan dilarikan ke Rumah Sakit Samitivj Srinakarin di Bangkok.

Ketika kesulitan muncul, dia tertidur. “Saya terbangun dan jatuh ke langit-langit, lalu saya jatuh ke tanah,” katanya.

Tuhunen, 30 tahun, mengatakan ketika tanda sabuk pengaman muncul, dia terlempar ke langit-langit pesawat.

“Saya tidak sempat memasang sabuk pengaman saat itu,” imbuhnya.

“Itu terjadi sangat cepat, hanya beberapa detik, dan kemudian Anda terkejut, semua orang sangat ketakutan,” katanya.

Penumpang lainnya, Dzafran Azmir, juga bercerita tentang kejadian mengerikan yang terjadi saat gempa.

“Ada yang kepalanya terbentur batang atas, terbentur lampu, masker, dan langsung terbentur.

Singapore Airlines mengatakan pilot mengumumkan keadaan darurat dan mendarat di Bangkok setelah mengalami turbulensi ekstrem yang tiba-tiba di Cekungan Irrawaddy pada ketinggian 37.000 kaki sekitar 10 jam setelah lepas landas.

Penumpang asal Inggris Jeff Kitchen tewas akibat insiden tersebut. Tonton video “Apa itu turbulensi di pesawat” (fem/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *