Jakarta –
Media sosial kerap dijadikan sebagai wadah berbagi informasi bermanfaat untuk menjangkau lebih banyak orang. Salah satu yang diuntungkan para kreator adalah penyajian keberagaman dan keberagaman budaya Indonesia melalui platform TikTok.
Kiki Nasution, kreator TikTok Indonesia yang merupakan seorang fotografer dan pembuat film, aktif mengelola akunnya yang bernama Sabda Bumi. Ia kerap berbagi pengalaman menjelajahi keindahan alam Indonesia dan mempelajari bagaimana masyarakat setempat hidup sederhana dan selaras dengan alam.
Selain menampilkan budaya komunitas yang dikunjunginya, konten Kiki juga mengundang perbincangan positif di kalangan pemirsanya di kolom komentar.
Melalui konten Sabda Bumi, Kiki juga ingin menghilangkan stigma seputar adat istiadat yang kerap dianggap ketinggalan jaman. Ia meyakini praktik-praktik tersebut merupakan warisan nenek moyang yang berperan penting dalam masyarakat adat dan patut dihormati.
Misalnya, ia pernah menjelaskan mengapa masyarakat Baduy dilarang memakai sepatu kehidupan. Menurut mereka, penggunaan sepatu diyakini memisahkan kita dari alam, karena kontak langsung antara kaki dan bumi memiliki manfaat bagi kesehatan. Tak disangka, video ini menyentuh hati banyak penonton dan mengumpulkan lebih dari 6,6 juta views dan 228 ribu likes.
“Sebelum saya (menggarap) TikTok, saya biasa (mengunjungi pedesaan) untuk memotret. Tapi, kalau gambar, pasarnya jadi bagus sekali karena hanya sebatas potongan-potongan video. Ketika saya lihat di TikTok, saya temukan Banyak cara bagi “orang lain untuk bercerita, seperti foto, video pendek, atau sulih suara. Oleh karena itu, cerita (cerita) dengan fitur-fitur yang ada tidak ada batasnya,” kata Kiki dalam acara Internet #17an seru. TikTok: Cerita kreatif Indonesia rayakan budaya daerah lewat konten salah satu kreasi TikTok, Rabu (14/08/2021). ) 2024).
Bagi Kiki, TikTok berperan penting dalam meningkatkan kesadaran terhadap isu lingkungan. Ia mengapresiasi sistem rekomendasi konten TikTok yang dapat menyesuaikan konten dengan audiens yang tepat, yakni masyarakat yang mendorong kehidupan ramah lingkungan masyarakat adat.
Selain Kiki, ada juga kreator Indonesia lainnya, Ni Kadek Astini yang merupakan guru tari Bali. Ia ingin melestarikan tari Bali dengan mempromosikannya di platform digital.
Perempuan yang akrab disapa ‘Mbok Dek’ ini juga membuka sanggar tari bernama Sanggar Pradnya Swari yang berlokasi di Jembrana, Bali untuk memperkuat komunitas lokal dan mendorong integrasi dengan membuka sekolah sendiri untuk anak-anak penyandang disabilitas.
“Saya pertama kali membuka ruang kelas untuk memudahkan anak-anak difabel mencari tempat, karena mereka juga harus bekerja. Saya lihat sama sekali tidak ada ruang untuk diurus oleh penyandang disabilitas. Pelatihan di studio kami mencoba memberikan kompensasi kalau orang normal bisa, orang difabel juga bisa,” jelasnya.
“Nah, kebetulan setelah diunggah video pendek di TikTok, mobilnya menjadi lebar sekali, bahkan banyak masyarakat lokal luar Bali dan luar negeri yang ingin tahu tentang budaya kita (Bali). Apa yang kita katakan agar mereka tahu, ” kata Kadek.
Berkat kepopuleran TikTok, jumlah siswa yang bersekolah di Sanggar Kadek pun bertambah. Selain itu, untuk pertama kalinya Kadek menerima permintaan untuk memberikan pelatihan privat online bagi pelajar di luar Bali, seperti Jakarta, Surabaya, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Malaysia, Australia, dan Jerman.
Ada pula Ayuan Prawida yang memanfaatkan platform TikTok Live menampilkan alat musik tradisional suku Dayak asal Kalimantan bernama Sape, memainkan lagu-lagu modern yang akrab di telinga generasi muda.
“Sape itu alat musik tradisional Dayak, makanya saya juga ingin ikut melestarikannya. Jarang sekali perempuan memainkan alat musik ini, awalnya saya diajari oleh teman saya, kemudian saya belajar sendiri,” kata Ayuan.
Konten Ayuan pun berhasil menarik perhatian komunitas TikTok. Salah satu videonya yang menampilkan Sape memainkan lagu Mario G Klau menghasilkan 3,4 juta penayangan. Akun @ayuanprawid sendiri diikuti lebih dari 900 ribu pengguna TikTok.
Tonton video “Galih Menyesal Kekalahan Usai Bikin Geger Soal Penistaan Agama” (jsn/rns)