Jakarta –

Di kalangan Gen Z atau Generasi Z, jam tangan koma merupakan fenomena nyata. Banyak orang mengalami hal-hal lucu di waktu-waktu tertentu karena sulit berkonsentrasi.

Hanali (22), misalnya, seorang pegawai swasta di Jakarta Barat, mengaku kerap kehilangan fokus atau tiba-tiba lupa akan tujuannya saat beraktivitas. Niatnya adalah mencari sesuatu, tapi tiba-tiba dia menemukan sesuatu yang lain.

“Suatu kali saya membeli sesuatu, setelah saya bayar, saya lupa mengambilnya. Sering sekali terjadi,” kata Hana saat dihubungi detikcom, Jumat (25 Oktober 2024).

Claudio (17), salah satu pelajar di Malang, juga mengalami hal serupa, sering tiba-tiba kebingungan.

“Saya sering cari kacamata. Kadang kesal karena tidak ketemu. Padahal saya pakai kacamata,” kata Claudio.

Tak hanya terjadi pada Gen Z saja, generasi milenial juga bisa mengalami koma ini. Ardi, 30, seorang pekerja swasta di Jakarta Selatan, mengaku pernah kehilangan fokus karena kelelahan.

“Beli minuman di minimarket, simpan kwitansinya, buang minumannya,” kata Ardi.

Dalam keadaan koma, Ardi memilih menghentikan aktivitasnya untuk sementara dan berusaha meningkatkan fokus. Melakukan hal-hal yang membuat tubuh lebih rileks, seperti memejamkan mata dan mendengarkan musik, juga dapat membantu memulihkan kondisi mental Anda.

Saat seseorang mengalami koma, penyakit mental kerap dituding sebagai penyebab utama hilangnya fokus secara tiba-tiba. Hal ini mencegah otak dan tubuh bergerak ke arah yang sama.

“Saya pikir itu masalah mental. Karena pikiranku biasanya sibuk, banyak hal yang harus dipikirkan. Jadi seperti kemana badan bergerak, kemana badan pergi,” kata Ardi.

Melakukan terlalu banyak hal sekaligus juga bisa menyebabkan terlalu seringnya koma berjam-jam. Pasalnya, hal tersebut bisa membuat Anda stres dan overthinking.

“Sepertinya ini masalah mental, karena ketika Anda melakukan sesuatu pada saat yang sama, Anda memikirkan semuanya sekaligus,” kata Hanali.

BERIKUTNYA: Psikolog mengatakan ini tidak normal. Tonton videonya: Gen Z berbicara tentang kerentanannya terhadap depresi

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *