Jakarta –
Olympus, yang sebelumnya dikenal sebagai pembuat kamera mirrorless, telah memecat CEO Stefan Kaufman setelah ia dituduh membeli obat-obatan terlarang.
Kaufmann, warga negara Jerman, baru memimpin Olympus sejak April lalu menggantikan mantan CEO Yasuo Takeuchi. Tugas utamanya adalah memperluas bisnis peralatan medis Olympus.
Kasus tersebut menyebabkan saham Olympus anjlok 6%. Dan, Takeuchi kini kembali menjadi CEO Olympus menggantikan Kaufman, detikINET lansir dari Nypost, Rabu (30/10/2024).
“Setelah menerima laporan bahwa Stephen Kaufman telah membeli obat-obatan terlarang, Olympus berkonsultasi dengan penasihat hukum luar, segera menyelidiki laporan tersebut,” tulis Olympus dalam pernyataannya.
Berdasarkan hasil penyelidikan, dewan direksi mengambil keputusan dengan suara bulat bahwa Stephen Kaufman mungkin telah melakukan sesuatu yang tidak sejalan dengan kode etik global, nilai-nilai inti, dan budaya perusahaan kami, lanjut Jepang. Perusahaan.
Olympus melaporkan masalah tersebut ke polisi, yang segera menggeledah rumah Kaufman pada Juni lalu. Namun polisi tidak menemukan adanya obat-obatan terlarang.
Kaufman telah bersama Olympus selama lebih dari 20 tahun. Dia ditunjuk sebagai CEO setelah Olympus menerima surat peringatan dari Food and Drug Administration mengenai pelanggaran terkait persyaratan peraturan dan kualitas sistem untuk produk endoskopi medis dan aksesori terkait.
Olympus yang terkenal dengan bisnis kameranya, akhirnya mereka gulung tikar pada tahun 2020 dan menjual divisi kameranya ke Japan Industrial Partners, yang kemudian membentuk OM Digital Solutions untuk menangani bisnis kamera.
Divisi kamera, atau lebih tepatnya divisi pencitraan, adalah bagian kecil dari bisnis Olympus. Kini divisi tersebut lebih fokus pada pembuatan instrumen medis seperti endoskopi. Olympus mengaku telah mencoba beberapa cara untuk mengatasi kemerosotan pasar kamera yang terus menyusut akibat evolusi kamera ponsel yang semakin baik. Namun pada akhirnya ia memutuskan bahwa cara yang digunakan tidak bisa mengatasi penurunan tersebut. Sementara itu, JIP dalam pernyataannya mengakui akan terus mengembangkan produk kamera dari divisi yang diakuisisi dengan menggunakan merek yang sudah dimiliki Olympus, seperti OM-D dan Zuiko, seperti yang dilakukannya pada bisnis Vaio yang diambil alihnya dari Sony. Saksikan video “Menkominfo: Golden Enabler Digitalisasi Indonesia” (asj/asj)