Jakarta –

Calon wakil presiden AS JD Vance tiba-tiba menyerang Apple. Kandidat presiden AS Donald Trump menuduh Apple menggunakan tenaga kerja budak di Tiongkok.

Komentar Vance adalah bagian dari perbincangan tentang perpajakan perusahaan yang bergantung pada manufaktur di Tiongkok.

“Apakah menurut saya Apple adalah perusahaan yang jahat? Tidak, apakah menurut saya mereka mengambil untung dari kerja paksa Tiongkok? Ya, itu cukup menakutkan,” kata Vance dalam wawancara dengan CNBC, seperti dikutip detikINET (Jumat (13/9/13) 2024).

“Saya pikir perusahaan yang ingin memanfaatkan pasar Amerika juga harus memberikan upah yang layak kepada pekerja Amerika.

Apple mengatakan tidak ada bukti adanya kerja paksa di mana pun perusahaan beroperasi. Pada tahun 2021, mantan ketua komite eksekutif Kongres Tiongkok meminta pembuat iPhone untuk bekerja sama dengan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS untuk memastikan rantai pasokan mereka bebas dari kerja paksa.

Mengenai upah layak, Apple menaikkannya menjadi $22 per jam untuk pekerja ritel pada Mei 2022.

Apple iPhone, iPad Kami mengandalkan perusahaan mitra untuk memproduksi komputer Mac dan perangkat lainnya. Hingga saat ini, Apple mengandalkan China sebagai pusat produksi perangkatnya.

Ketika hubungan antara AS dan Tiongkok memburuk, Apple telah mendiversifikasi rantai pasokannya dengan memperluas produksi ke negara-negara Asia lainnya seperti Vietnam dan India. Tahun lalu, Apple memproduksi iPhone senilai $14 miliar di India.

Vance mengatakan dia ingin menaikkan pajak impor pada perusahaan yang mengirimkan lapangan kerja ke negara lain. Trump sendiri mengancam akan menerapkan tarif antara 60-100% untuk barang-barang Tiongkok dan tarif 10-20% untuk impor. Tonton video “iPhone 16 hingga iPhone 16 Pro Max” di tangan Anda (vmp/vmp)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *