Jakarta –
Presiden Partai Buruh Saeed Iqbal yang juga Ketua Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) khawatir perpecahan di Kadini akan berdampak pada penetapan upah minimum provinsi (UMP) pada 2025. Saat ini adalah era pedesaan. Pertandingan tersebut antara Arsjad Rashid dan Anandiya Bakri.
Iqbal mengatakan, kisruhnya Kudi bisa mengakhiri pembahasan UMP yang sedang berlangsung. Sebab, pejabat pemerintah, pekerja, dan industrialis juga akan diikutsertakan dalam perundingan upah.
“Itu benar-benar memecah perbincangan. Tahukah Anda siapa Kadin dan siapa Apindo? Apindo tahu KADIN Munaslubi atau Kadi resmi. Apindo tidak punya status,” kata Stora, Jakarta Pusat, Rabu (9/2024) saat ditemui di Sinyan).
“Anggota Dewan Gaji itu Kadin, Kadin tingkat kabupaten kota, atau Kadin tingkat provinsi, yang mana?” Jadi harus ada sikap yang kuat, bukan partainya tapi tekad buruh. Katanya, “Proses perjuangannya tidak menjadi masalah.”
Sementara Syed Iqbal menuntut kenaikan UMP sebesar 8-10 persen pada tahun 2025. Inflasi mengasumsikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% hingga 2,5%.
Saat itu, dia mengatakan, serikat pekerja yang dipimpinnya mengakui Kaden yang mempunyai status hukum berupa keputusan presiden atau dalam hal ini Arsjad Rasjad. Meski demikian, Saeed Iqbal mengatakan sikapnya terhadap kisruh adalah netral.
“Sekarang kita tinggal lihat siapa yang memegang keputusan presiden, Pak Arjad Rasjid, makanya KSPI Andi Ghani dan KSPSI sepakat untuk hanya mengakui pemimpin pemerintahan yang bertindak sesuai dengan UU Coden.”
Dalam kesempatan tersebut, Saeed Iqbal menyampaikan bahwa peran para industrialis sebagai mitra buruh seperti Kadeen dan Apandu sangatlah penting. Oleh karena itu, ada kekhawatiran akan terganggunya pasokan lapangan kerja di Indonesia ketika terjadi chaos.
“Kehadiran Kadi penting karena beliau merupakan mitra strategis di organisasi yang bekerja sama dengan Apendu. Misalnya pusat gaji dan konsultasi, baik di tingkat daerah, Partai Tra Nasional, Badan Penjaminan Nasional, Dewan BPGS, Ada dua Kadi. Dimanakah anggota Kadi yang tidak lazim itu, di mana dia pergi (kota/negara bagian)?