Jakarta –

Read More : Honor of Kings Update Besar-besaran, Gamer Bisa Modifikasi Hero

Serikat pekerja tersebut melakukan aksi protes pada Kamis (22/8) sore di Kantor Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR) di Senayan, Pusat Kota Jakarta. Aksi ini sebagai langkah memantau putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan menolak revisi undang-undang pemilihan pendahuluan daerah (Pilkada).

Said Iqbal, Ketua Partai Pekerja Indonesia dan Federasi Serikat Pekerja (KSPI), mengatakan perekonomian Indonesia tidak berjalan baik secara makro. Ia menegaskan, situasi di Myanmar saat ini bukanlah situasi yang buruk. Oleh karena itu, para wakil di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengimbau masyarakat tidak melakukan perlawanan. “Kami berharap tidak memprovokasi masyarakat dan tidak menguji keberanian masyarakat,” kata Ikel.

Ia pun mengaku berkali-kali diingatkan akan peristiwa tahun 1998. Jika itu terjadi maka akan menimbulkan krisis konstitusi bahkan krisis ekonomi, ujarnya.

“Jangan menolak reformasi bagian 2; Itu adalah krisis struktural. Hal ini dapat menyebabkan krisis politik. Bisa jadi krisis ekonomi,” jelasnya.

Ia mengaku akan menunggu perkembangan terkait penundaan rapat paripurna DPR RI untuk menyetujui UU Pilkada. Menunda proses ini diharapkan tidak hanya menunda waktu tetapi juga menunda diskusi.

Ia memastikan seluruh lapisan masyarakat Indonesia turun ke jalan. Ia menegaskan, dirinya hanya meminta pelaksanaan putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

“Saya tegaskan, seluruh rakyat Republik Indonesia pada Senin sampai Selasa akan kesulitan menjalani sidang paripurna yang bertentangan dengan keinginan Baleg dan DPR. Saya hanya meminta keputusan Mahkamah Konstitusi ditindaklanjuti. Sekali lagi jangan tantang keberanian rakyat, jangan katakan keberanian rakyat dan sesama mahasiswa,” tutupnya.

Tonton Video: Revisi UU Pilkada Tiba di DPR; Solidaritas pekerja dan seniman

(buah ara/buah ara)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *