Tokyo –
Melemahnya yen membuat Jepang menjadi tujuan wisatawan dunia, terutama saat musim bunga sakura. Hotel pasti akan menaikkan harga sewa.
Harga hotel di Jepang naik ke level tertinggi dalam hampir tiga dekade pada bulan Maret, berdasarkan data Jepang pada Senin (22/4/2024). Rata-rata tarif harian di bulan Maret adalah sekitar ¥20,980 atau sekitar Rp2,1 juta per malam.
Bayangkan, di Jepang tidak ada lagi kamar yang jumlahnya ratusan ribu!
Harga tersebut merupakan yang tertinggi sejak Agustus 1997 dan naik hampir 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut CoStar Group. Selain itu, okupansi hotel juga meningkat hingga 78%.
Rekor jumlah wisatawan yang datang ke Jepang pada bulan Maret adalah 3,1 juta orang. Sementara itu, yen menarik wisatawan dengan nilai terendah dalam 34 tahun terhadap dolar.
Hal ini menyebabkan kenaikan harga hotel, terutama di Jepang yang kekurangan lapangan kerja.
“Tarif hotel harus naik untuk mengimbangi tingginya tingkat hunian dan kekurangan tenaga kerja,” kata Harumi Taguchi, kepala ekonom di S&P Global Market Intelligence.
Negara yang paling banyak menarik wisatawan adalah Korea Selatan dan Tiongkok.
Melemahnya yen juga membuat wisatawan enggan berbelanja. Tercatat mereka menghabiskan 1,75 triliun yen pada Januari hingga Maret. Menurut Badan Pariwisata Jepang, jumlah tersebut meningkat 52 persen dibandingkan tahun 2019. Wisatawan juga membeli barang-barang mewah dengan harga diskon.
“Jika wisatawan asing terus meningkat, harga hotel akan terus naik. Dan pelemahan yen akan dianggap murah bagi mereka,” kata Taguchi. Tonton video “Jepang mengeluh karena yen melemah” (bnl/fem)