Jakarta –
Gejala penyakit jantung bisa berbeda-beda pada setiap orang. Salah satu yang paling umum adalah nyeri dada.
Dokter Spesialis Jantung RSPI Pondok Indah Puri Indah, dr Johan Vinata, SpJP, Subsp, KI(K), menjelaskan nyeri dada bisa disebabkan oleh banyak faktor. Pasalnya, bagian ini mencakup banyak organ, seperti kulit, otot, tulang, saluran pencernaan, dan jantung.
Umumnya nyeri dada jantung akan terjadi saat Anda sedang melakukan aktivitas berat. Misalnya berlari, menaiki tangga, atau melakukan aktivitas berat.
“Nyeri dada pada jantung biasanya disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah. Ketika jantung membutuhkan aliran darah lebih banyak dan terjadi penyumbatan maka akan menimbulkan nyeri dada, terutama saat jantung bekerja lebih keras,” jelas dr. Johan Dr. Johan. dalam temu media di Jakarta Selatan, Senin (27 Mei 2024).
“Nyeri dada juga bisa terjadi saat tidak melakukan apa-apa, tapi sepertinya sedang bersemangat. Nyeri dada ini bisa disertai keringat dingin dan sesak napas sehingga menjadi alasan untuk mencurigai adanya serangan jantung,” ujarnya. dia melanjutkan
Dr Johan menjelaskan, nyeri dada akibat penyakit jantung bisa berbeda-beda, baik kualitas maupun lokasinya. Secara umum, nyeri dada akibat jantung akan terasa seperti tertekan benda berat, tertusuk, terbakar, atau sesak.
Namun, tempat munculnya rasa sakit tersebut tidak hanya di bagian dada saja.
Lokasinya biasanya di tengah dada. Bisa menjalar ke lengan kiri, bisa ke belakang, bisa sampai ke leher, kata dr Johan.
“Bisa juga sakit di ulu hati seperti orang yang sakit maag, sakit di rahang, leher, lengan kiri, bisa juga di jari kelingking. Misalnya jari kelingking sakit kalau kita naik. tiga anak tangga, dan itu akan hilang saat kita istirahat,” lanjutnya.
Namun sakit perut bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk maag dan GERD. Untuk amannya, dr Johan menyarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter. Saksikan video “Rencana Menkes Tambah Layanan Cath Lab di 514 RS Indonesia” (sao/suc)