Jakarta –
Menteri Kesehatan Budi Gonadi Sadikin angkat bicara soal kekerasan di kalangan dokter. Dari perkembangan kasus dugaan bunuh diri Dr. ARL menjalankan 10 program PPDS (Program Pelatihan Dokter Profesor) dengan tingkat perundungan tertinggi.
Terkait dugaan bunuh diri dokter anestesi residen Fakultas Kedokteran Universitas Dipongoro (FK Undip), dr. ARL, Menteri Kesehatan, mengatakan mereka mempunyai bukti kekejaman. Ini termasuk rekaman audio dan video percakapan korban.
Sebelumnya, Undip sempat membantah bahwa Dr. ARL meninggal bukan karena bunuh diri tetapi karena penyakit. Menurut Direktur Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dr Azhar Jaya, fakta tersebut tidak meniadakan adanya kekerasan.
“Jadi orang ini memang sakit, tapi bukan berarti tidak ada ketidakadilan, intinya kita tidak menyalahkan pihak universitas dan Undip, tapi implikasinya kondisi almarhum semakin parah saat sakit. Dan akhirnya terjadi sesuatu yang tidak kami inginkan.”
Dugaan bunuh diri Dr. Saat itu, banyak pihak yang meragukan metodologi dan keterwakilan sampel yang diteliti.
Dr ARL dinyatakan menjadi salah satu orang yang berpartisipasi dalam penelitian tersebut. Menurut Menkes, orang yang meninggal tersebut merupakan salah satu orang yang mengalami gangguan jiwa.
Menkes mengatakan: “Sayangnya, kemarin dr Risma menderita depresi ringan.”
Diakuinya, dr ARL tidak termasuk yang dirawat karena saat itu pelayanan primer diberikan kepada warga yang mengalami depresi berat. Dalam survei tersebut ditemukan 399 dokter PPDS mengalami depresi bahkan ingin mengakhiri hidup.
Sedangkan Kementerian Kesehatan RI memberikan pelayanan kepada penderita depresi berat, sehingga disetujui, jelas Menkes.
Berikutnya: Program Studi dengan Angka Bullying Tertinggi Saksikan video “Bullying di lingkungan PPDS memerlukan waktu untuk memperbaiki sistemnya” (atas/atas).