Jakarta –
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mengajukan dua skema subsidi baru kepada pemerintah untuk memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan mengurangi backlog perumahan. Kedua skema tersebut adalah Skema Suku Bunga/Margin dan Skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Dana Abadi.
Ketua Umum BTN, Direktur Nixon LP, Napitupulu menjelaskan, pada jadwal pertama, suku bunga dikelompokkan berdasarkan desil (peringkat kesejahteraan) pendapatan MBR. Tingkat bunga pengaturan ini akan disertai dengan masa subsidi yang lebih pendek dibandingkan masa jabatan.
Sedangkan pada skema kedua, pemerintah memerlukan pengaturan pembiayaan baru untuk segera mengembalikan backlog perumahan. Rezim ini akan mengurangi ketergantungan pada anggaran publik.
“Detail kedua skema tersebut saat ini masih kami diskusikan dengan pemangku kepentingan. Sebagai bank yang fokus memenuhi kebutuhan perumahan nasional melalui KPR dan pembiayaan, BTN optimis dengan kemampuan kami dalam mendukung program pemerintah yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat banyak,” Nixon ungkapnya dalam keterangan tertulis Kamis (29/8/2024).
Hal itu disampaikannya dalam siaran langsung pameran publik daring di Jakarta, Selasa (27/8).
Nixon mengatakan BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 14,4% year-on-year (y-o-y) menjadi Rp 352,06 triliun pada Juni 2024, ditopang oleh penyaluran kredit perumahan dan kredit bunga tinggi. Pencapaian ini menunjukkan upaya BTN dalam mengoptimalkan fungsi brokerage di tengah tantangan tingginya biaya pendanaan dan ketidakpastian global.
Pertumbuhan kredit BTN juga diimbangi dengan kemampuan perseroan menghimpun dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp365,3 triliun pada Juni 2024, atau tumbuh 16,6% year-on-year dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nixon mengatakan lebih dari separuh DPK BTN merupakan dana murah (Rekening Tabungan Giro/CASA) dalam bentuk tabungan dan giro.
“Pertumbuhan kredit dan pendanaan BTN berada di atas level industri, dipimpin oleh pendanaan skema penyaluran KPR dan hibah. Perseroan juga terus mencatat pertumbuhan simpanan yang pesat pada semester kedua tahun ini, dengan peningkatan simpanan ritel yang konsisten”. Nixon menyatakan.
Sementara di segmen imbal hasil tinggi, BTN menyalurkan kredit sebesar Rp 15,4 triliun pada Juni 2024 untuk tiga jenis produk yaitu Kredit Agunan Rumah (KAR), Kredit Ringan (KRING) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Nixon mengatakan perseroan fokus pada penyaluran kredit bermargin tinggi di KAR melalui berbagai jalur. Hal ini mencakup telesales dan upselling serta cross-selling produk kepada nasabah eksisting KPR yang memiliki rekam jejak positif.
“Kami juga menyalurkan KRING dengan mengoptimalkan kerja sama dengan berbagai lembaga melalui pinjaman pinjaman atau angsuran yang dapat dipotong gaji. Sedangkan penyaluran KUR difokuskan pada ekosistem perumahan BTN,” jelas Nixon.
Nixon menambahkan, BTN juga mencatat permintaan KPR nonsubsidi tetap kuat seiring dengan kemitraan strategis dengan lebih banyak pengembang rumah. Pencapaian tersebut tentunya tidak lepas dari upaya perseroan menyempurnakan strategi penyaluran kredit nonsubsidi melalui Sales Center sejak Juni tahun lalu yang sudah mencapai 6 unit di Indonesia dan akan mencapai 12 unit pada tahun 2025.
Di sisi lain, kontribusi Sales Center terhadap total pembayaran KPR non subsidi BTN dengan ticket size di atas Rp 750 juta mencapai lebih dari 50% pada Q2 2024, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 42,5%.
Nixon mengatakan, kinerja penyaluran kredit BTN hingga Juni 2024 juga ditopang oleh kualitas kredit yang terus membaik. BTN mencatatkan rasio NPL bruto sebesar 3,1% per Juni 2024, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,7%. Perseroan juga optimistis tingkat NPL bruto bisa turun di bawah 3% pada akhir tahun ini sesuai perkiraan sebelumnya.
Menggalang dana murah melalui inisiatif digital
Untuk meningkatkan efisiensi dan nilai tambah perusahaan, Nixon mengatakan BTN akan terus meningkatkan penggalangan dana murah dan bertransformasi menjadi bank transaksional melalui berbagai inisiatif digitalisasi. Terbaru, BTN meluncurkan Bale by BTN untuk meningkatkan skala bisnis perbankan digital perseroan dan menarik nasabah untuk bertransaksi dengan BTN Mobile.
Mengusung tagline ‘Freedom at your Fingertips’, Bale di BTN fokus pada lima aspek gaya hidup masyarakat modern, yakni ‘Bale Santap’ (makanan dan minuman), ‘Bale Santai’ (hiburan), ‘Bale Sehat’ (kesehatan) , “Bale”. Befree” (transaksi digital) dan “Bale Unlock your world” (pariwisata). Berbagai program diskon tersedia di mitra bisnis BTN untuk Bale Santap, Bale Santai, dan Bale Sehat.
Melalui Bale Befree, lanjut Nixon, pelanggan dapat menikmati bebas biaya transaksi BI Fast, pembayaran tagihan listrik dan token listrik, isi ulang pulsa dan isi ulang e-wallet seperti GoPay dan OVO. Sementara itu, Bale Unlock Your World menawarkan gratis biaya penarikan mata uang asing, menawarkan nilai tukar terbaik tanpa biaya tambahan, serta gratis travel award ke luar negeri bagi nasabah setia BTN.
“Peningkatan pesat jumlah pengguna BTN Mobile hingga lebih dari 3 juta dengan rata-rata nilai transaksi bulanan sekitar Rp 7 triliun menunjukkan bahwa perseroan berada pada jalur yang tepat untuk mencapai tujuannya menjadi bank transaksi. Kami berharap BTN Digital akan menjadi One Stop “Solusi keuangan bagi masyarakat dan memperkuat posisi BTN dalam ekosistem perumahan dan perekonomian nasional”, pungkas Nixon.
Saksikan video “Mudah! Temukan dan beli rumah idamanmu melalui BTN Properti” (ega/ega)