Jakarta-
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus melakukan pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan. Salah satu caranya adalah melalui program pemberdayaan My Life My Life BRI yang manfaatnya akan terasa di Buleleng, Bali.
BRI berperan dalam pemberdayaan KWT Cahaya Suci yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga di Banjar Dinas Kelod Kauh, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. KWT didirikan pada tanggal 22 Desember 2018 dengan anggota saat ini sebanyak 39 orang.
Melalui program pemberdayaannya, BRI secara tidak langsung memberikan kesempatan kerja kepada perempuan di Desa Panji, sekaligus mendukung perekonomian masyarakat. KWT Cahaya Suci telah mendapatkan serangkaian kursus pelatihan dan seminar dari BIS untuk pengembangan keterampilan. Terutama di bidang pengolahan dan pemasaran produk.
“Kami mendapat dukungan dan pelatihan, kami belajar seperti apa kemasan yang bagus, mereka juga memberi tahu kami tentang pembayaran digital melalui BRImo. Kami juga lebih mudah dan transaksinya aman terjadi melalui “kegiatan BAzaar yang diselenggarakan oleh BIS,” kata anggota KWT dan penyelenggara Cahaya Suci Made Sri Agastya dalam keterangan tertulis, Senin (30/9/2024).
Agastya mengatakan, hampir seluruh anggota KWT Cahaya Suci berlatar belakang petani. Selain kesibukan para petani, mereka menambah penghasilan tambahan dengan mengolah aneka jajanan kacang-kacangan. Dari situlah KWT Cahaya Suci mulai berkembang dan mampu memberdayakan perempuan lain di desanya.
“Jujur saya tidak punya lahan, jadi kadang saya beli kacang di pasar atau beli langsung ke petani untuk dijadikan jajanan,” ujarnya.
Diakuinya, startupnya hanya mengolah 5kg kacang keplo untuk dijual di warung di delapan banjar (desa). Alasan Agastya menjual jajanan kacang karena menurutnya jajanan ini mudah dan banyak orang disekitarnya yang menyukai kacang.
Selain itu, kacang tanah juga menjadi salah satu isian sesaji atau persembahan kepada umat Hindu di Bali. Artinya dari hal sederhana tersebut Agastya berhasil menangkap peluang dengan memenuhi kebutuhan pasar.
Keistimewaan kacang keplo Bali KWT Cahaya Suci terletak pada pengolahannya. Camilan ini tersedia dalam dua rasa, manis dan pedas dengan tekstur renyah dan gurih.
“Kacang keplos merupakan salah satu jenis kacang merah yang digoreng dengan minyak berkualitas baik. Kulitnya diayak beberapa kali dan minyaknya dikeluarkan melalui mesin centrifuge,” kata perempuan berusia 53 tahun itu.
“Kami akan memproduksi 25 kg dalam sekali produksi dan akan terjual habis dalam waktu 3 hari. Biaya produksi yang kami keluarkan sekitar Rp 1,25 juta sudah termasuk listrik dan bahan baku. Pendapatan yang kami peroleh sekitar Rp 1,7 juta dan keuntungan kami dapat mengalir, kami menggunakan KUR untuk mencicil setiap bulannya,” jelas Agastya.
Ia berharap BIS dapat terus memberikan pelatihan lebih lanjut di bidang pengemasan dan pemasaran agar KWT Cahaya Suci dapat tumbuh dan berkembang dengan semangat kerjasama dan inovasi. Agastya juga berharap para anggota KWT Cahaya Suci dapat berjalan bersama menuju kesuksesan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Pada kesempatan lain, Supari, Direktur Bisnis Mikro BIS, menyampaikan bahwa Cluster My Life memberdayakan kelompok usaha yang mengandalkan usaha serupa di suatu daerah untuk menciptakan kedekatan dan kekompakan dalam meningkatkan dan mengembangkan usaha anggotanya.
Hingga akhir Juli 2024, BIS mencatat terdapat 31.488 klaster usaha yang tergabung dalam program My Life My Cluster. BIS juga telah menyelesaikan 2.184 kursus pelatihan dalam program My My Life Cluster.
Supari menambahkan, program Klaster Hidupku merupakan salah satu bentuk strategi yang mengedepankan pemberdayaan.
“Secara keseluruhan, strategi bisnis mikro BIS pada tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan sebelum pembiayaan. Sebagai bank yang berkomitmen terhadap UKM, BIS memiliki kerangka pemberdayaan yang bersifat bottom-up, mulai dari integrasi hingga konektivitas,” tutupnya. (dan/ego)