Jakarta –

“Anemia aplastik adalah kelainan sumsum tulang belakang di mana sel darah baru tidak dapat terbentuk,” demikian bunyi tweet dari sebuah website beberapa waktu lalu.

“Saya ingatkan teman-teman semua, jangan sering-sering mengonsumsi obat ini, perhatikan informasi efek sampingnya, ada risiko anemia aplastik, jika sedang mengonsumsi obat yang beredar di pasaran, bacalah semua informasinya agar aman,” kata warganet itu.

Penyakit tersebut sebelumnya menjadi sorotan sejak mendiang komedian Baby Kabeta menjadi korban penyakit tersebut.

Terkait hal tersebut, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) menyatakan penambahan risiko anemia aplastik pada perpanjangan izin edar pada 5 November 2020 sesuai dengan izin BPOM. Hal ini dilakukan berdasarkan hasil. Review dan kajian BPOM.

“Risiko tambahan anemia aplastik, efek samping obat, harusnya tertulis di kemasannya. Meski frekuensi kejadian ini tergolong jarang,” kata Kepala Badan Kerjasama BPOMRI ini, 1 kasus per 1 juta pengguna, “ kata Kepala Badan Kerja Sama BPOMRI. dan Biro Humas Norman Effendi kepada Deteccom pada Rabu (17/4/2024).

Meskipun risiko anemia aplastik tercantum sebagai efek samping pada kemasannya, sejauh ini belum ada efek samping yang dilaporkan, kata Norman. Obat yang mengandung propifenazone aman digunakan sesuai indikasi, dosis dan petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan.

Ditambahkannya juga bahwa terdapat peringatan dan kehati-hatian pada kemasan obatnya. Jika gejala tidak kunjung membaik setelah minum obat, Norman menyarankan untuk menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.

Oleh karena itu, meskipun risiko anemia aplastik tercantum sebagai efek samping pada kemasannya, namun sejauh ini belum ada informasi kejadian efek samping tersebut dalam data e-MESO BPOM (pemantauan reaksi merugikan obat) atau WHO. Atau tidak dilaporkan,” katanya. Tonton video “Kisah Kabita tentang Anemia Aplastik Sebelum Meninggal” (avk/naf)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *