Jakarta –

Unicorn eFishery, sebuah start-up di sektor teknologi perikanan, mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawannya. Kebijakan ini diterbitkan dalam pernyataan tertulis pada tahun 2024. 27 Juli

CEO dan salah satu pendiri eFishery, Gibran Huzaifah, juga angkat bicara dan menjelaskan alasan PHK tersebut. Menurut Gibran, PHK ini dilakukan untuk melakukan restrukturisasi dan penyesuaian usaha.

Pertama, ia mengirimkan tim ke lapangan untuk memperkenalkan dan melatih tujuan bisnisnya, yaitu para petani. Pasalnya, saat itu mereka belum menyentuh digitalisasi.

“Karena kita ingin menguranginya, karena kita harus bertahan, misalnya kalau kita tidak mengurangi (pegawai) beberapa ratus, itu tidak benar. Kita sedang dalam transformasi. Saat itu petani Mereka belum terbiasa dengan penggunaan digital, maka perlu diajarkan terlebih dahulu: “Akhirnya pertumbuhan tim di lapangan bisa dikurangi dan dikonsolidasikan sehingga profitabilitas dan keberlanjutan juga bisa ditingkatkan,” jelas Gibran kepada awak media di Senajan, Jakarta Pusat, Rabu (04/09/2024).

Ia menambahkan, tim yang terkena PHK antara lain tim penjualan dan tim rantai pasok. Meski demikian, dia menegaskan pihaknya tidak serta merta memutuskan memecat pekerja begitu saja. Ia mengatakan, pihaknya juga telah menugaskan pekerja terdampak ke tim lain jika diperlukan dan sesuai.

Bahkan memiliki program untuk mengembangkan keterampilan atau kemampuan karyawannya. Di sana, para karyawan yang terkena PHK dicari dan dijajaki peluangnya bersama tim lain.

Jika tidak sesuai, putuskan pemecatan. Gibran mengaku belum bisa memastikan jumlah pekerja yang di-PHK.

Startup asal Bandung ini menyediakan perangkat teknologi, platform digital, dan e-commerce untuk budidaya ikan dan udang.

EFishery telah beroperasi sejak tahun 2013 sebagai pionir dalam solusi dan inovasi di sektor akuakultur, mendukung lebih dari 100.000 petambak ikan dan udang di 38 provinsi di Indonesia.

“Ibarat pelatihan manajemen, di tempat lain bisa dicari dan dievaluasi dulu. Baru dievaluasi masuk atau tidak, kalau tidak nanti kita putuskan. Nah, sepertinya skill set-nya belum. ” tidak cocok. Makanya proses PHK kita dikit-dikit. “Beda. Wah kita lihat kalau ada daerah lain yang terdampak, tenaga kerjanya masih terus bertambah, jadi kita tidak bisa menghitung angkanya (PHK) dengan benar karena tidak ada daftarnya,” jelas Gibran.

Tonton videonya: Para ahli memperkirakan sektor-sektor mana yang akan terkena dampak gelombang PHK

(jam/jam)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *