Jakarta –
Kepala Organisasi Makanan Nasional, Ariyif Procetio Adi, masih jauh dari persentase kadar gula gula, atau hasil gula masih jauh dari negara lain. Dikatakan bahwa di tengah rencana pemerintah tahun ini 200.000 ton impor gula.
Arif mengatakan bahwa produksi gula nasional mencapai 2,5 juta ton dari 2,5 juta ton, sama dengan gula. Bulanan, orang harus mengonsumsi gula dan mencapai 250.000 ton.
Di sisi lain, persentase kadar gula atau hasil masih 7-8%. Arif menjelaskan bahwa jumlahnya berada di belakang negara lain, yang telah dipengaruhi oleh lebih dari 10%.
Hasil gula mempengaruhi jumlah gula yang diproduksi dan manfaat yang diperoleh. Manfaat gula juga mempengaruhi harga penjualan. Untuk alasan ini, pemerintah berencana untuk meningkat secara bertahap.
“Teman -teman Kementerian Pertanian mengatakan produksi Kementerian Pertanian sama dengan 2,5 hingga 2,8 juta ton gula.
Arif menjelaskan bahwa pemerintah akan membuat beberapa reformasi dalam benih. Selain itu, ia berencana untuk menghidupkan kembali pabrik gula yang ada.
“Sekarang ini, tentu saja, bekerja keras kita. Dimulai dengan benih, mulai dari pompa sesudahnya. Termasuk modernisasi atau kebangkitan pabrik.
Pada saat yang sama, ARF menjelaskan bahwa gula dibuat untuk diimpor, karena pemerintah melihat kebingungan harga gula, bahkan jika produksi domestik sudah cukup.
Pasokan cadangan gula saat ini mencapai 4,5 juta ton. Di sisi lain, kebutuhan untuk menggunakan gula mencapai 250 ribu ton. Setelah melihat ini, ARIF memperkirakan bahwa saham saat ini hanya akan cukup dalam 5 bulan ke depan.
Menurutnya, cadangan gula dituangkan ke harga gula ketika harga gula naik untuk panen April Mei.
. (RRD/RRD)