Jakarta –
Boeing memperpanjang waktu untuk membayar pekerja berisiko.
Boeing mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah memberikan waktu lebih lama untuk kesepakatan tersebut. “Kami telah menghubungi serikat pekerja dan mendukung keputusan mereka,” kata Boeing dalam pernyataan yang dilansir Reuters, Rabu (25 September 2024).
“Kompetisi ini berdampak pada tim kami dan komunitas kami. Kami percaya karyawan kami harus memiliki kesempatan untuk memberikan suara pada proposal kami, yang akan memastikan kenaikan gaji dan tunjangan yang signifikan,” tambahnya.
Sebelumnya, lebih dari 32.000 pekerja Boeing di Portland, Oregon dan Seattle, Washington melakukan pemogokan mulai 13 September 2024.
Para karyawan menuntut kenaikan gaji sebesar 40% dan pemulihan bonus karyawan. Mereka menolak tawaran perusahaan untuk menaikkan gaji sebesar 25% tetapi membatalkan bonus.
Pada Senin (23/9), Boeing mengatakan pihaknya menawarkan gaji terbaik dan terakhir, termasuk kenaikan gaji sebesar 30%, penerapan kembali bonus kinerja, peningkatan tunjangan pensiun, dan peningkatan bonus undang-undang menjadi $6.000. Hanya saja dewan menolak melakukan pemungutan suara.
Partai Buruh mengatakan penundaan tenggat waktu pemungutan suara Boeing adalah langkah terbaru yang merusak kredibilitas pembuat pesawat tersebut.
“Tidak baik bagi Boeing untuk mengatakan ini adalah kesempatan terakhir dan segera berlalu begitu saja,” kata Harry Katz, seorang profesor hubungan masyarakat di Sekolah Hubungan Industrial dan Perburuhan Universitas Cornell.
Juru bicara Asosiasi Pekerja Mekanik dan Dirgantara Internasional (IAM) menolak berkomentar. Jon Holden mengatakan, kerja sama ini bertujuan untuk memperoleh hasil survei anggota terkait usulan ketentuan tersebut.
“Kekuatan mogok kerja sebenarnya adalah para pekerja kehilangan pendapatan dan mereka takut akan konsekuensi jangka panjangnya, sehingga perusahaan juga merugi,” ujarnya.
Simak Videonya: Tanggapan Sandiaga Terhadap Aksi Mogok Pekerja Bandara Ngurah Rai
(bantuan/makanan)