Jakarta –
Masalah Boeing belum terpecahkan. Perusahaan kedirgantaraan mungkin menghadapi tuntutan pidana atas kecelakaan 737 Max.
Departemen Kehakiman AS (DOJ) mengatakan pada Kamis (16/5/2024) bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk menuntut Boeing atas dua kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat 737 Max, mengutip BBC. Departemen Kehakiman mengatakan raksasa penerbangan itu melanggar ketentuan penyelesaian yang dicapai pada tahun 2021 yang melindungi perusahaan dari tuntutan pidana terkait insiden tersebut.
Salah satu kecelakaan yang dimaksud terjadi pada tahun 2018 pada maskapai Lion Air di Indonesia. Satu lagi di Ethiopia pada tahun 2019, dan keduanya menewaskan 346 orang.
“Produsen pesawat tersebut diketahui gagal merancang, menerapkan, dan menegakkan program kepatuhan dan etika yang dirancang untuk mencegah dan mendeteksi pelanggaran undang-undang penipuan AS dalam operasinya,” kata Departemen Kehakiman.
Namun Boeing membantah telah melanggar perjanjian tersebut.
Boeing juga mengatakan pihaknya menantikan kesempatan untuk menanggapi Departemen Kehakiman dan “yakin bahwa mereka mematuhi ketentuan penyelesaian.”
Berdasarkan perjanjian tersebut, Boeing harus membayar kompensasi sebesar $2,5 miliar. Jaksa juga sepakat untuk meminta pengadilan membatalkan tuntutan pidana setelah jangka waktu tiga tahun.
Departemen Kehakiman mengatakan Boeing memiliki waktu hingga 13 Juni untuk menanggapi tuduhan tersebut. Apa yang Anda katakan akan dipertimbangkan ketika memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Kerabat korban telah meminta tindakan pidana terhadap perusahaan.
Paul G. Cassell, pengacara keluarga korban, mengatakan, “Ini adalah langkah awal yang positif dan sudah lama terjadi bagi keluarga korban. Namun kami memerlukan Departemen Kehakiman untuk mengambil langkah lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban Boeing. ” , katanya dalam sebuah pernyataan.
Boeing menghadapi pengawasan ketat atas keselamatan pesawatnya setelah sebuah pintu yang tidak digunakan jatuh dari 737 Max baru. Peristiwa itu terjadi tak lama setelah pesawat lepas landas pada Januari lalu, meninggalkan lubang besar di sisi pesawat. Tonton video “Regulator AS melakukan intervensi setelah jendela Alaska Airlines meledak” (MSL/MSL)