Jakarta –
Terkait kemungkinan terjadinya gempa besar di Pulau Jawa bagian selatan, BMKG dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno sepakat wisatawan tidak perlu panik. Namun tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.
Kemungkinan terjadinya gempa besar di Selatan Jawa perlu diwaspadai karena diperkirakan akan memicu gempa berkekuatan besar dan berpotensi tsunami.
Menyikapi hal tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan masyarakat tidak perlu terlalu panik. Pasalnya, potensi tersebut sudah dimiliki BMKG sejak tahun 2018. Mereka mengatakan informasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, bukan menakut-nakuti mereka.
“Tapi kami tahu itu menakutkan pada awalnya. Tapi karena kejadiannya setiap tahun, kami sudah terbiasa, jadi tidak perlu takut lagi. Apa tujuannya, tujuannya bukan untuk menakut-nakuti kita. tapi untuk mempersiapkan kita,” kata Kepala BMKG Dvikorita Karnavati kepada wartawan di Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Senin (19/08/2024).
“Jadi di daerah rawan gempa dan tsunami, pemerintah harus lebih proaktif dalam mempersiapkan mitigasinya, termasuk mengedukasi masyarakat sebelum terjadi gempa, apa yang harus dipersiapkan, rumah tahan gempa, kita sudah menggambar di mana area merahnya. Jadi kode bangunannya, “atau penataan ruangnya,” lanjutnya.
Ia mengatakan, informasi tersebut untuk masyarakat mempersiapkan dan memverifikasi berbagai hal seperti tata ruang, peta, dan bangunan tahan gempa.
“Jadi tujuannya bukan untuk membuat panik, membuat masyarakat bingung, tidak. Tapi siapkan tata ruangnya, petanya sudah ada, maka kode bangunannya harus dicek. Apakah semuanya tahan gempa? Jika tidak, apa yang ingin Anda lakukan? Perbaiki, konsultasikan dengan PUPR “Dengan PUPR ada cara untuk meningkatkan pelayanan yang diawasi,” tambahnya dalam jumpa pers mingguan bersama Sandiaga Uno.
Senada, Wakil Meteorologi Guswanto mengatakan masyarakat harus selalu update informasi terkini melalui aplikasi atau website BMKG. Selain itu, pihaknya masih belum melarang orang untuk bepergian, namun ada beberapa hal yang harus diwaspadai.
“Kemudian yang kedua, kita tetap memilih pariwisata, soalnya. Jika kita mewaspadai Selat Sunda, sebaiknya kita mencari tempat wisata lainnya. Kalau mereka memaksa kami ke Selat Sunda, maka kami harus siap, misalnya untuk mitigasi,” serunya.
Menurut dia, hal ini disebabkan karena belum bisa diprediksi kapan gempa akan terjadi. Jadi masyarakat harus selalu sadar akan potensi yang dimilikinya.
Senada dengan hal tersebut, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga mengatakan agar masyarakat tidak terlalu panik dan menutup diri untuk bepergian.
“Seperti yang disampaikan MP Guswanto tadi, yang jelas kami terus melakukan perjalanan dan wisata, tentunya dengan informasi cuaca terkini tersedia melalui aplikasi BMKG atau sistem yang lebih detail seperti Labuan Bajo yang saat ini digunakan sebagai alat program percontohan.” , tambahnya usai jumpa pers mingguan dengan Sandiaga Uno.
“Akibat gempa besar ini tentunya Indonesia termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap gempa, namun tidak perlu panik, tidak perlu terlalu khawatir. Kami berwisata menikmati keindahan alam, sadar penuh bahwa inilah pesan yang bisa disampaikan,” lanjutnya.
Pihaknya pun menyampaikan akan terus melakukan langkah sosialisasi potensi tersebut. Masyarakat harus mewaspadai kemungkinan risiko cuaca atau bencana di tempat-tempat yang mereka kunjungi.
“Iya, langkah sosialisasi ini akan kita lanjutkan, jadi ini suatu keharusan, karena kita juga punya sistem informasi manajemen krisis untuk menghadapi bencana. Jadi kita tetap fokus pada sistem peringatan dini, prioritaskan, wisatawan harus bersiap lebih baik,” ujarnya.
“Dalam melakukan perjalanan hendaknya mereka mendapatkan informasi terkini dan mengedepankan kewaspadaan, ke mana harus mengungsi jika terjadi gempa, tsunami, dan lain-lain,” tutupnya. Saksikan “BMKG Peringatkan 2 Kemungkinan Gempa Megastrike di Indonesia” (wkn/wsw)