Jakarta –
Biasanya pria terlahir dengan dua buah testis yang fungsinya untuk menghasilkan sperma. Namun, pada beberapa kasus, salah satu atau kedua testis tetap tidak turun saat lahir. Kondisi ini disebut testis tidak turun (UDT), atau dalam istilah medis kriptorkismus.
Dokter Putu Angga Risky Raharja, ahli urologi, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), SpU, FICS, mengatakan kondisi ini lebih sering terjadi pada bayi laki-laki yang baru lahir, dimana salah satu atau kedua testis atau buah zakar tidak turun ke posisi yang benar.
Letak testis atau buah zakar yang normal adalah di dalam skrotum.
“Sebenarnya testis aslinya terletak di rongga perut. Jadi ketika mereka berkembang, mereka akan melewati selangkangan, melalui selangkangan, dan akhirnya turun ke tulang,” katanya pada sebuah pertemuan di Barat. Jakarta, Jumat (2024) 28 Juni 2016).
“Kalau tidak mendarat dengan baik, masih bisa di rongga perut atau daerah selangkangan. Jadi tidak sampai ke testis,” lanjutnya.
Meski sebagian besar kasus terjadi pada bayi baru lahir, Dr. Angga mengatakan pria dewasa juga sering menemukan testis tidak turun karena mereka tidak menyadari kondisi tersebut.
Testis yang tidak turun dapat menyebabkan sejumlah risiko, antara lain infertilitas atau masalah reproduksi, bahkan ruam testis.
“Sebenarnya banyak masyarakat di Indonesia, mungkin sebagian masih belum banyak mengetahui tentang penyakit ini. Jadi mungkin mereka masih berpikir, ada yang menganggap testis #1 masih lepas kendali,” imbuhnya.
“Jadi kalau setiap hari kita masih melihat pasien datang, berarti mereka sudah dewasa. Tapi mungkin itu yang ingin saya sampaikan kepada masyarakat, apakah ini penyakit yang harus dideteksi sejak dini. Sebab, misalnya jika pengobatan dilakukan di usia dewasa, maka efeknya pada buah zakar pasti akan sangat besar.
Artikel Sebelumnya Pemicu Testis Tidak Turun
(sukses/kemajuan)