Jakarta –
Read More : 10 iPhone dengan Kapasitas Baterai Terbesar, Ada yang Capai 4.422 mAH
PT Bio Farma (Persero) telah menandatangani perjanjian ekspor vaksin senilai Rp1,4 triliun ke beberapa negara pada tahun 2025. Nilai tersebut akan mencapai hampir setengah dari target ekspor Bio Farma yang sebesar R3 triliun.
Saleh Ayubi, Wakil CEO Bio Farma, mengatakan kesepakatan tersebut dicapai dengan 43 perusahaan farmasi global, WHO, dan UNICEF dalam pertemuan rutin bulan ini di Sao Paulo, Brazil, namun ia tidak merinci negara mana saja yang menjadi negara eksportir.
“Kemarin di Brazil, di Sao Paulo, kami diberikan lebih banyak jenis vaksin, begitu juga dengan polio, difteri, tetanus, pertusis, yang jumlahnya mencapai 1,4 triliun rupiah pada tahun 2025 saja,” kata Saleh dalam konferensi pers di Kementerian BUMN Jakarta pada Jumat (11/11/2024).
Saleh mengatakan setidaknya 700 juta anak dari 153 negara di dunia telah menggunakan vaksin Bio Farma, sehingga ketersediaan vaksin Bio Farma sangatlah penting. Untuk melanjutkan proses peningkatan produksi.
“Makanya kami terus menyempurnakan produk kami. Selain itu, rantai pasoknya terjamin, misalnya pabrik kami di Pasteur yang menjangkau 153 negara, mengalami penundaan di 153 negara. Ini sangat penting,” katanya.
Saat ini kapasitas produksi vaksin Bio Farma sudah mencapai 3,1 miliar dosis dari pabriknya di Pasteur, kata Soleh seraya menambahkan pihaknya berencana menambah kapasitas produksi dengan membangun pabrik baru.
“(Pabrik Pasteur) dibangun 130 tahun lalu, saat itu di tengah hutan. Kini berada di tengah kota, penuh lalu lintas, dan nyatanya keselamatan masyarakat tidak bisa merespon. Sekarang kami menghubungi menteri untuk mencari tempat yang sesuai. “Yang pasti kita persiapkan untuk 50-100 tahun ke depan,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut beliau, Bio Farma mempunyai peluang untuk meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 5 kali lipat, dan dalam 10 tahun ke depan diharapkan pendapatan ekspornya meningkat sebesar 8-10 kali lipat.
Sementara itu, Menteri BUMN Eric Tahir mengatakan, pihaknya terus berupaya menjalin kerja sama dengan berbagai negara, berharap Bio Pharma ke depan bisa menjadi pusat produksi vaksin global.
“Kita dorong produksinya 10 tahun lagi, kalau bisa ditingkatkan 5 kali lipat, vaksinasinya banyak jenisnya ya, ada serviks, banyak jenisnya, lalu saya ke Inggris, ada yang tanda tangan. Perusahaan asal Skotlandia ini bercerita tentang darah yang tidak biasa pada saat itu. “Ini sangat penting,” kata Eric dengan nada yang sama.
Simak Video: Bos Bio Farma Bicara Soal Utang Pinjaman Rp 1,26 Miliar yang melanda Indopharma
(shc/rd)