Jakarta –

Seorang dokter veteran telah diskors selama satu tahun oleh Dewan Medis Singapura (SMC) karena pelanggaran profesional. Dia mendapat diagnosis negatif pada tahun 2019 yang menyebabkan pasien muda tersebut kehilangan testisnya.

Dia adalah Dr Yeo Khee Hong, yang telah menjadi praktisi medis terdaftar selama sekitar 42 tahun. Dr Yeo pertama-tama memeriksa pria muda itu dengan sakit perut dan kemudian dengan pembengkakan dan nyeri di testis dan meresepkan obat sakit perut dan antibiotik.

Namun, kondisi bocah tersebut semakin memburuk meski berulang kali mengunjungi Dr. Yeo hingga ia harus menjalani operasi pengangkatan buah zakarnya. Konsekuensi nyata bagi pasien muda ini adalah torsio testis, suatu kondisi di mana tali spermatika yang memasok darah ke testis terpelintir sehingga memutus aliran darah.

Jika anak laki-laki itu dilarikan ke ruang gawat darurat tepat waktu, ia akan mencapai peluang 90,4 hingga 97,2 persen untuk menyelamatkan testisnya, menurut keputusan yang dirilis Senin (27/5/2024), CNA melaporkan. .

Dr Yeo kemudian mengaku bersalah atas satu tuduhan pelanggaran profesional karena gagal memberikan perawatan yang tepat dan wajar atau melakukan perawatan yang wajar dalam perawatan pasiennya.

Tuduhan lain karena tidak memberikan informasi yang memadai kepada pasien dianggap sebagai hukuman

Anak laki-laki yang tidak disebutkan namanya itu berusia 15 atau 16 tahun ketika dia mengunjungi Dr Yeo di kliniknya pada tanggal 22 Maret 2019. Dia memberi tahu Dr Yeo bahwa dia merasakan sakit di sisi kirinya dari testis kirinya. Dia juga sering buang air besar, dengan tinja yang encer. Dr Yeo memeriksa anak laki-laki itu dan menemukan bahwa perutnya lunak dan tidak ada kelainan atau nyeri pada testis kirinya.

Dr Yeo pertama kali mendiagnosis bocah itu menderita sakit perut dan memberinya obat.

Lima hari kemudian, pemuda tersebut menemui Dr Yeo lagi dan mengatakan bahwa dia mengalami pembengkakan dan nyeri di testis kirinya yang tampaknya semakin parah saat dia duduk atau berjalan.

Dr Yeo memeriksa anak laki-laki itu dan menemukan bahwa testisnya besar dan lembut. Dia mendiagnosis anak laki-laki itu menderita orkitis dan epididimitis, peradangan dan pembengkakan pada testis kiri. Dia meresepkan antibiotik untuk anak laki-laki tersebut dan memerintahkan tes darah dan urin untuk memastikan diagnosisnya. Namun, sebelum sampai pada diagnosisnya, Dr Yeo masih ragu-ragu tentang kemungkinan adanya kelenjar getah bening.

Dia mengesampingkan hal ini dan berpikir bahwa orkitis dan epididimitis lebih mungkin terjadi. Dr Yeo juga tidak merujuk anak tersebut ke dokter spesialis atau ke unit gawat darurat rumah sakit sebelum memutuskan untuk melawan kanker.

Keesokan harinya, Dr Yeo memberi tahu ibu anak laki-laki tersebut tentang hasil tes darahnya dan mengatakan penyebab pembengkakan tersebut adalah infeksi. Ia meminta anak tersebut tetap melanjutkan pemberian antibiotik.

Anak itu sedang tidak sehat. Ayahnya menelepon Dr Yeo pada 1 April 2019 dan mengabarkan bahwa kondisi putranya semakin memburuk. Dr Yeo mengatakan kondisi anak tersebut serius dan memintanya untuk dibawa ke ruang gawat darurat. Kemudian anak laki-laki tersebut dibawa ke rumah sakit dan hasil USG menunjukkan torsio inguinalis pada testis kiri. Dia dirawat di bagian bedah dan menjalani operasi di mana testis kirinya diangkat.

(menghisap/menghisap)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *