Jakarta –
Pesawat terbang merupakan alat transportasi teraman dan tercanggih saat ini. Salah satu komponen penting dalam pesawat terbang yang fungsinya sangat penting adalah pintu darurat.
Kehadiran pintu darurat dapat membantu penumpang dan awak kabin untuk keluar dari pesawat dengan cepat jika terjadi kecelakaan. Penumpang akan mencapai tanah melalui perosotan atau seluncuran balon.
Nah, kebanyakan orang belum mengetahui kalau biaya perbaikan pintu darurat pesawat itu mahal. Apa alasannya? Lihat pembahasannya pada artikel ini Perbaikan pintu darurat pesawat membutuhkan biaya yang tidak sedikit
Maskapai penerbangan di seluruh dunia menghabiskan banyak uang untuk segala hal mulai dari bahan bakar penerbangan hingga perawatan mesin pesawat. Namun tak hanya itu, maskapai penerbangan juga harus mengeluarkan uang untuk memperbaiki pintu darurat.
Mengutip CNN, maskapai penerbangan wajib melakukan perawatan rutin dan pemeriksaan pintu darurat sebelum lepas landas. Hal ini untuk memastikan pintu darurat dapat digunakan saat terjadi kecelakaan.
Pemeriksaannya juga sangat rumit. Misalnya, maskapai penerbangan perlu memastikan bahwa balon geser di pintu darurat dibuka dengan benar. Selain itu, pramugari juga harus memeriksa pintu darurat dari waktu ke waktu sebelum lepas landas demi alasan keamanan.
Namun, belum ada maskapai penerbangan yang mengungkapkan berapa biaya untuk memperbaiki pintu darurat secara rutin.
Meski sama-sama pintu, namun membuka pintu darurat pesawat, apalagi jika dilakukan secara tidak sengaja, dapat menimbulkan kerugian bagi pihak maskapai. Maksudnya, pintu darurat mempunyai ketentuan khusus mengenai perawatan dan pemeriksaan rutin.
Misalnya saja yang terjadi pada Asia Airlines. Mengutip Korea Hold, pria berusia 30 tahun tersebut sengaja membuka pintu darurat pesawat sebelum mendarat di Daegu pada 26 Mei 2023.
Pria tersebut berusaha keluar dari pintu darurat saat pesawat sedang terbang. Menurut petugas, beberapa penumpang dan pramugari berhasil menggagalkan upaya pria tersebut.
Meski tidak ada korban jiwa, namun kejadian tersebut merugikan Asia Airlines. Dalam laporan terbaru, maskapai tersebut harus memperbaiki pintu darurat dengan biaya 640 juta won atau sekitar 7,3 miliar.
Sedangkan ‘menggelindingkan’ balon ke bawah pintu darurat pesawat saja bisa menghabiskan banyak uang. Seperti dilansir Simple Flying, United Airlines mengeluarkan uang sebesar $12.000 atau sekitar Rp 182 juta hanya untuk mengemas kembali balon-balon yang terbuka, nomor pintu darurat pesawat.
Menariknya, jumlah pintu darurat di pesawat bisa berbeda-beda tergantung peraturan maskapai. Faktanya, produsen memproduksi pesawat yang sama untuk semua maskapai penerbangan, namun kebutuhan maskapai penerbangan mungkin berbeda-beda sesuai dengan kondisi ekonomi dan jumlah penumpang.
Misalnya, Boeing mengatakan 737 Max 9 dapat mengangkut hingga 220 penumpang. Dalam hal ini, Boeing telah menentukan jumlah pintu darurat sesuai peraturan keselamatan.
Di Indonesia, beberapa maskapai penerbangan lokal memiliki kapasitas tempat duduk yang besar sehingga mampu mengangkut lebih banyak penumpang. Artinya, maskapai penerbangan harus menyediakan pintu darurat dalam jumlah besar untuk memudahkan penumpang melakukan evakuasi.
Namun berbeda dengan di Amerika Serikat. Permintaan penumpang yang menginginkan ruang kaki lebih luas memaksa beberapa maskapai penerbangan AS mengurangi kapasitas penumpang dari 220 menjadi 190 kursi.
Berbanding lurus dengan pengurangan kapasitas penumpang, peraturan Federal Aviation Administration (FAA) juga memperbolehkan pintu darurat pesawat dikurangi.
Di AS, maskapai penerbangan diharuskan mematuhi peraturan penerbangan FAA yang menentukan prosedur pemeliharaan dan penugasan personel dalam penerbangan. Pejabat federal akan memberikan standar minimum untuk pintu keluar darurat.
Hal ini menjelaskan mengapa perawatan pintu darurat pesawat mahal. Jadi, jangan main-main dengan pintu daruratnya ya. Tonton video “Video: 3 Fakta Menarik Tentang Pesawat Terbang yang Belum Anda Ketahui!” (ILF/PDS)