Batavia –

Read More : Berapa Jumlah Langkah Ideal Tiap Hari Berdasarkan Usia? Ini Rekomendasinya

Banyak anak ingin melakukan sesuatu. Entah itu seputar makanan atau mainan yang diidam-idamkan.

Oleh karena itu, orang tua tidak selalu mendengarkan. Sekalipun Anda bisa memberi sebanyak-banyaknya, tidak ada salahnya Anda mengajari anak Anda arti kata ‘cukup’ agar orang tidak menjadi serakah.

Ini bukan satu-satunya hal yang menghindari keinginan. Namun, apakah orang tua mengajarkan bagaimana cara merasakan rasa syukur, kebahagiaan batin, dan kepedulian terhadap orang lain?

Bukan berarti orang tua mempunyai ambisi atau impian besar terhadap sesuatu untuk anaknya. Namun kata ini digunakan untuk menilai apa yang dimiliki dan mengajarkan bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal-hal besar.

Dikutip dari laman Play, Fight, Repeat, di masa kanak-kanak sangat sulit memahami apa yang cukup, apakah itu mainan, makanan, atau pengalaman. Tapi itu bukan salah mereka.

Anak-anak sering kali secara alami menginginkan lebih. Hal ini terlihat dengan memintanya membeli lebih banyak mainan atau makanan, dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bermain.

Fenomena “gading” pada anak dipicu oleh budaya konsumen yang menjadi insentif bagi anak untuk menginginkan lebih.

Dikutip dari laman Parenting Parents, anak sering kali tidak melihat ada habisnya, mengingat begitu banyak pilihan. Ketahuilah, cukuplah kamu diajar sejak kecil.

Dengan memahami kata ‘cukup’, anak akan merasa lebih bersyukur atas apa yang telah dimilikinya. Orang tua juga perlu mengajarkan mereka untuk menerima kekalahan setelah berusaha mencapai sesuatu.

Dikutip dari situs Synergy, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengajarkan anak arti kata ‘cukup’. Berikut penjelasannya.

1. Jadilah panutan bagi anak Anda

Anak-anak bisa menjadi aktor yang baik. Maka dari itu perlu adanya keteladanan orang tua dalam menjelaskan rasa berkecukupan.

Orang tua bisa puas dengan apa yang sudah mereka miliki. Selain itu, Anda juga bisa menunjukkan sikap puas dengan mengapresiasi apa yang telah dilakukan anak Anda, baik usaha maupun keberhasilannya.

2. mengajar dengan berkecukupan

Di Jepang filosofinya adalah ‘Hara Hachi Bu’ yang artinya makan sampai kenyang 80 persen. Dalam banyak buku, filosofi ini dianggap sebagai salah satu rahasia umur panjang masyarakat Jepang.

Namun konsep ini juga mengajarkan kita untuk mendengarkan sinyal tubuh anak. Orang tua bisa mengajarkan anak untuk mendengarkan tanda-tanda kekenyangan tubuh, sehingga mereka paham apa yang cukup untuk dimiliki.

3 Latihan permainan

Orang tua bisa mendidik anaknya untuk bersikap sportif, misalnya dengan mengucapkan selamat kepada pemenang meski sedang kesal atau malu. Berikan pujian nyata kepada pemain lain dengan memberi tahu mereka sesuatu yang mereka lakukan dengan baik atau yang menunjukkan keterampilan atau peningkatan.

Memikirkan perasaan orang lain seringkali membantu anak mengendalikan emosinya.

4. Belajar menerima rasa sakit karena kehilangan

Dalam hal ini, orang tua dapat mengajari anaknya bahwa menjadi bingung setelah kehilangan adalah hal yang baik. Merasa kecewa adalah hal biasa, namun ada berbagai cara untuk mengungkapkan kekecewaan tersebut.

Misalnya, ada anak yang sudah siap untuk kembali bermain, ada pula yang perlu berangkat, istirahat, atau minta dipeluk. Beri tahu anak Anda bahwa ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengungkapkan kekecewaan Anda tanpa meremehkan atau berbicara buruk kepada orang lain. Tonton video “Pentingnya olahraga bagi kesehatan jantung dan ginjal anak” (sao/naf)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *