Jakarta –
Read More : Raker Bareng Titiek Soeharto di DPR, Trenggono Minta Tambah Anggaran Rp 7,64 T
Kementerian Dokumen (Kementerian Bisnis) menanggapi masalah toko penjualan di Indonesia. Salah satu alasan untuk menjadi perubahan dalam perilaku masyarakat dalam pembelian.
Dikatakan bahwa pengembangan pengembangan Septo SeePriyatno, atas nama Francodo, atas nama Franco (IFRA), Jakarta Selatan, Rabu (16 16. 2010).
“5 tahun terakhir dari terakhir kali dapat dibeli setiap bulan. Sekarang ia telah ditunjuk September, dikutip pada hari Kamis (17 April 2010).
SEPTTO membahas manajer Indonesia, sepak bola nasional Indonesia Indonesia (Hippindo) dan penyedia Indonesia (APINDO). Menurutnya, formulir ritel sekarang berubah, bukan hanya berbelanja.
“Anda dapat membayangkan di mana pusat ini menggunakan pusat ini untuk interaksi berbelanja, sosial dan sosial.
Oleh karena itu, kontrol pusat terpusat harus memiliki keterampilan untuk meningkatkan pusat perbelanjaan.
“Ini adalah kursus tentang bagaimana kita dapat membuat pusat perbelanjaan yang bukan hanya pasar,” katanya.
Informasi di Indonesia akan runtuh sejumlah besar pengecer yang lebih tinggi. Dalam data AFP, beberapa pembeli mencakup beberapa sebagai matahari, raksasa, gaya lypermarket baru.
Periksa juga videonya: Lona Hypermart dilaporkan, produk hampir tidak ada yang tersisa
(Tersedia / HNS)