Jakarta –

Sebuah pesawat turboprop Vopac jatuh setelah lepas kendali di dekat kawasan pemukiman. Pilot pesawat berpengalaman meragukan penyebabnya.

Pesawat tersebut jatuh lepas kendali pada Jumat (9/8/2024). Pesawat meledak di dekat bangunan tempat tinggal, menewaskan 61 orang, termasuk 57 penumpang dan 4 awak kabin.

Seorang pilot maskapai penerbangan berpengalaman, Kapten Ross Aimer memiliki pengalaman lebih dari 40 tahun menerbangkan pesawat di Amerika Serikat. Ia mengklarifikasi beberapa tudingan terkait tragedi mengerikan tersebut. Dia mengaitkan faktor ini dengan kegagalan mesin, kegagalan kontrol penerbangan, atau bagian pesawat yang jatuh saat terbang.

Salah satu faktor ini dapat menyebabkan pilot kehilangan kendali dan menimbulkan kekacauan, katanya kepada DailyMail.

Eimer menambahkan, ketika sebuah pesawat mulai mengalami death spiral atau berputar seperti pesawat, hal itu akan sangat sulit untuk diatasi.

Menurut The Sun, penghentian yang lambat kemungkinan besar merupakan penyebab masalah ini, menurut Aimer. Hal ini terjadi ketika aliran udara di atas pesawat menjadi terlalu lambat dan membuat pesawat tidak dapat terangkat sebagaimana mestinya. Hal ini sering terjadi ketika pesawat sedang melaju dengan kecepatan rendah.

Ia menjelaskan, ketika sebuah sayap kehilangan gaya angkat, biasanya satu sisi sayap turun dan sisi lainnya naik. Dapat menyebabkan pesawat berputar dan berputar. Jika mesin dimatikan atau mati dan tidak ada tenaga, pilot tidak dapat menghentikan gerakan spiral ke bawah.

Kemungkinan penyebab lambatnya pergerakan pesawat antara lain kesalahan teknis, turbulensi ekstrem, atau kesalahan pilot. Kemungkinan lainnya adalah ada sesuatu yang menabrak sayap pesawat, misalnya burung.

Peristiwa tragis itu terjadi pada pukul 13.25 waktu Brasil. Penerbangan lepas landas dari Cascaval, Paraná, Brasil. Pasca kecelakaan, pesawat mendarat di kawasan pemukiman di kota Vinhedo, Sao Paulo.

Melihat hal tersebut, banyak warga yang merekamnya dan langsung mendatangi kejadian tersebut. Pesawat meledak dan mengepulkan asap hitam, hanya menyisakan puing-puing serta jenazah penumpang dan awak yang terlihat.

Menurut Balai Kota Valinios, 61 orang di dalamnya tewas, namun tidak ada seorang pun yang tinggal di sekitar pesawat yang jatuh tersebut yang tewas atau terluka.

Maskapai Wopas Linhas Arias membenarkan bahwa penerbangan tersebut lepas landas dengan 61 orang di dalamnya, termasuk empat awak dan 57 penumpang.

Dengan menyesal perusahaan menginformasikan bahwa 61 orang di dalam penerbangan 2283 tewas di tempat. “Saat ini, “Vopas” menjadikan pemberian bantuan tanpa batas kepada keluarga korban sebagai prioritas dan secara efektif bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menentukan penyebab kecelakaan itu,” kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan setelah kejadian tersebut.

“Voepass telah berupaya semaksimal mungkin untuk membantu mereka yang terlibat. Belum ada konfirmasi bagaimana kecelakaan itu terjadi atau kondisi penumpang saat ini,” lanjutnya.

Petugas pemadam kebakaran, polisi militer dan pejabat pertahanan sipil mengirim tim ke lokasi kecelakaan di Vinhedo. Media lokal memberitakan bahwa itu adalah pesawat turboprop ATR-72-500 yang diproduksi oleh pabrikan Perancis ATR.

Sedangkan menurut situs pelacakan penerbangan Flightradar24, pesawat tersebut merupakan model berusia 14 tahun dan diproduksi pada tahun 2010. Lebih dari 1.200 pesawat ini telah dibuat sejak tahun 1988, ketika pesawat tersebut mulai beroperasi. Pesawat tersebut biasanya dapat menampung 72 orang.

Sementara itu, polisi federal Brazil dan otoritas penerbangan negara tersebut telah meluncurkan penyelidikan atas kecelakaan tersebut.

Selain berita jatuhnya pesawat di Brazil, berikut 10 artikel terpopuler detikTravel lainnya:

Tonton video “Kotak hitam ditemukan dalam kecelakaan pesawat di Brasil yang menewaskan 62 orang” (bnl/bnl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *