Jakarta –

Kemacetan Jalan Chiledug Raya, Jakarta Selatan, memberi berkah tersendiri bagi para pedagang di sekitar lokasi. Pasalnya banyak pengemudi yang membeli makanan karena terjebak kemacetan.

Misalnya saja penjual rujak dan pemotong buah bernama Irawan. Pihak yang membuka lahan parkir di depan pintu keluar lalu lintas ITC Cipulir Mas juga mendapat penghasilan tambahan akibat kemacetan lalu lintas akibat adanya proyek penambangan di kawasan tersebut.

Ia menceritakan, saat terjadi kemacetan, beberapa pengendara mobil berhenti di depan gerobaknya. Beberapa membuka jendela dan membeli buah potong.

“Kalau macet seperti itu mendingan (barang bertambah), saya suka pergerakan mobil (buka jendela panggil Irawan) beli satu atau dua buah,” kata Irawan saat ditemui seorang anak, Jumat (7). / 6). /2024).

Selain itu, ada juga beberapa pengendara sepeda motor yang berhenti di dekat gerobak lalu membeli buah atau salad. Padahal, sebelum terjadi keributan akibat proyek pertambangan, sebagian besar belanja dilakukan oleh pengunjung ITC Cipulir Mas atau pedagang dari Pasar Cipulir.

Berkat itu, omzet penjualan sedikit meningkat meski jumlah pembeli dari ITC Cipulir Mas kini berkurang. Faktanya, separuh lalu lintas harian kini berasal dari pengemudi yang terjebak kemacetan.

“Dari segi lalu lintas, separuhnya (pengemudi terjebak kemacetan). Kalau sehari dijual bisa dapat Rp 250-300 ribu. Untung ada yang beli (sepeda motor) di sini karena ITC sepi, jadi pengunjungnya sedikit,” jelasnya.

Selain Irvan, Makno yang berjualan kopi dan gorengan juga mendapat penghasilan tambahan akibat kemacetan tersebut. Sebab, kata dia, banyak pengendara yang kemudian memilih menepi dan membeli es saat terjebak kemacetan, meski tidak banyak.

Lebih lanjut, dia mengatakan sebagian besar penghasilannya sebenarnya berasal dari para pekerja proyek pertambangan dan petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Pemprov DKI Jakarta yang kerap berada di lokasi untuk memantaunya.

“Sebagian besar karyawan proyek suka minum kopi saat istirahat. Ada juga pihak Kementerian Perhubungan yang menyusuri jalan saat istirahat dan datang ke sini untuk membeli es,” kata Makno.

Berkat ini, dia bisa membawa pulang sekitar 450 ribu rubel sehari, dari 150 ribu rubel sebelum proyek penambangan. Artinya, peningkatan omzetnya mencapai tiga kali lipat.

“Setiap hari bisa mendapat 450.000 rubel, terutama dari orang-orang proyek. Saya suka minum kopi atau membeli es saat istirahat. Sebelumnya, hanya orang yang membeli, sehari sekitar 150.000 rubel,” katanya. (fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *