Jakarta –
Taruna Ikar akan mengumumkan jabatan Direktur Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI). Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) itu memastikan, dokumen tersebut menyusul perubahan yang terjadi di Istana hari ini.
“Iya,” begitu konfirmasi singkatnya saat dihubungi detikcom, Senin (19/8/2024).
Taruna Ikrar adalah seorang dokter dan peneliti di industri farmasi, kardiovaskular, dan pembuluh darah. Lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, beliau memperoleh gelar sarjana (S1) dari Universitas Hasanuddin.
Ia kemudian belajar kedokteran di Universitas Indonesia hingga mendapat beasiswa dari pemerintah Jepang. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan kedokteran dan spesialisasi kardiologi di Niigata University, Jepang.
Beliau melanjutkan pekerjaan postdoctoral di bidang neuroscience di School of Medicine, University of California, USA pada tahun 2008. Pada tahun 2000-2003 Taruna bekerja di organisasi dan bekerja sebagai mentor bagi para dokter muda.
Ia juga sering terlibat dalam berbagai kegiatan internasional, menjadi anggota American College of Cardiology, dan Society of Cardiovaskular Research, International Association of Cardiovaskular Research, Asia Pacific Heart Rhythm Association, dan Association Japanese Cardiologists.
Dalam jurnal Rontiers of Neural Circuit edisi ke-20, Januari 2012, Taruna adalah salah satu penulis sistem allatostatin receptor (AlstR) yang paling terkenal. Beliau juga mengajar pada tahun 2014 sebagai Associate Professor di Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Namun Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim baru-baru ini menghapus nama Profesor Taruna Ikar. Pembatalan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0728/E.E4/RHS/DT.04.01/2023 tentang Kesetaraan Jabatan Pendidikan Guru.
Tonton juga video ‘Jokowi Bicara Penghapusan: Kalau Perlu Saya Punya Kunci’:
Saksikan langsung di DetikPagi:
(di atas)