Jakarta –

Read More : KA Pengganti Argo Parahyangan Punya 3 Kelas, Tarifnya Segini

Permasalahan telur lobster selundupan (BBL) terus menjadi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Direktur Jenderal Dinas Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pung Saksono berkomitmen menangkap pelaku penyelundupan BBL ke pengepul.

Ipunk, sapaannya, mengakui masih ada tantangan dan kendala dalam menangkap mafia benur lobster. Pasalnya, pelaku penyelundupan BBL yang ditangkap saat ini hanyalah kurir atau orang pengangkut bibit lobster ke luar negeri. Selama penyelidikan, para penjahat tidak dapat mengungkapkan lokasi benih lobster atau para penjahatnya.

“Kalau kalau usut biasanya kita cari tahu siapa kurirnya dan siapa pemberi uangnya. Nanti kita bahas. Malah biasanya kurir-kurir itu tidak mau go public. (2024) “Kalau ada masalah berhenti di kamu. Dengan mentalitas hebat ini, sulit bagi kami untuk mencoba melawan.”)

Namun, hal itu tidak berhenti di situ. Pihaknya punya strategi mengungkap pelaku penyelundupan benih lobster yang melibatkan penggunaan telepon genggam kurir. Dari sana, timnya bisa mendapatkan informasi dan melacak Mafia Lobster Spawn.

Sebelumnya, kapal ikan asing (KIA) bernama Runzheng 05 juga menggunakan cara serupa untuk menangkap ikan.

“Kami punya strategi bagaimana membongkar apa pun di ponsel. Kami bisa melacak komunikasi ponsel di mana saja. Kami punya teknologi untuk melakukan operasi investigasi, seperti menangkap Runzheng. Kami menyita semua ponsel dari kru.” (Di atas kapal) (dari kru), oh, dia berkomunikasi di sana dan nanti akan tahu semuanya,” jelasnya.

Di sisi lain, pihaknya juga bekerja sama dengan Singapura untuk menghentikan penyelundupan benih lobster ke luar negeri. Singapura dan Malaysia diketahui pernah menjadi titik pelayaran pengiriman bibit lobster ke Vietnam.

“Kami sudah mencoba (kerjasama dengan Singapura dan Malaysia). Bahkan dari Singapura, kami datang ke markas PSDKP di Batam dan sepakat untuk menghentikan penyelundupan lewat laut. Sekarang lewat Malaysia. Memang penyelundupnya banyak intelijen, jadi kami tidak ingin menyerah.

Sementara itu, Teuku Elvitrasyah, Direktur Jenderal Direktorat PSDKP, mengatakan pihaknya perlu bekerja sama dengan aparat penegak hukum (LAO) lainnya seperti polisi dan TNI dalam memberantas mafia benur. Cara ini juga pernah digunakan dalam kasus penyelundupan benih lobster besar-besaran ke Vietnam beberapa tahun lalu.

“Nanti jika menyangkut kejahatan transnasional, kita memerlukan dukungan organisasi internasional untuk mendobrak BBL. Kita membutuhkan organisasi yang bisa bekerja sama antara kedua negara, tapi kita juga harus mencari bantuan secara regional atau nasional,” ujarnya.

Kalaupun ada kendala, mereka tidak akan menyerah. Dia menegaskan, seluruh jalur penyelundupan benih lobster akan dibuka.

“Semua jalan akan kita buka. Ini akan menjadi tantangan nyata bagi penyidik, tapi tidak akan menjadi kendala dan kita akan terus bekerja sama dengan aparat penegak hukum lainnya,” jelasnya.

TONTON JUGA VIDEO: TNI AL Hentikan Penyelundupan 99.000 Benih Lobster Senilai Rp 15 Miliar

(rd/rir)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *