Batavia –

Penyidik ​​Ahli Madya Pusat Penelitian Praklinis dan Medis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Telly Purnamasari Agus, MEpid mengatakan, saat ini terdapat dua jenis varian Human Metapneumovirus (hMPV) yang beredar di dunia, yakni subtipe. A dan B. Kedua varian ini masing-masing berasal dari subkelompoknya sendiri dan memiliki karakteristik yang berbeda.

Dr. Telly menjelaskan, ada sedikit perbedaan efek medis yang bisa timbul akibat infeksi subtipe A dan B. Ia mengatakan, subtipe A cenderung memiliki efek klinis yang lebih parah dibandingkan subtipe B.

Artinya hMPV subtipe A juga sering dikaitkan dengan kejang.

Subtipe A berbeda dengan B. Subtipe A memiliki gejala klinis yang lebih serius, menunjukkan gangguan pernapasan yang lebih parah dan sering dikaitkan dengan kecemasan, berbeda dengan subtipe B, kata dr Telly, kepada media di Media Batavia, Kamis (16). / /2025).

Lalu bagaimana dengan subtipe B? Meski infeksinya cenderung lebih ringan, menurut Dr. Faktanya, varian ini biasanya memiliki prevalensi yang lebih tinggi. Hal ini terutama berlaku pada musim-musim tertentu, seperti musim dingin atau musim gugur.

Dr. Telly menjelaskan, sejauh ini belum diketahui secara pasti varian apa saja yang ada atau seberapa luas peredarannya di Indonesia. Ia menekankan, diperlukan lebih banyak penelitian genetik mengenai hMPV untuk mengetahui varian apa saja yang ada di Indonesia.

Saat penelitian dilakukan dan varian diidentifikasi, hal ini penting untuk menentukan berbagai aktivitas manajemen pasien, faktor risiko, intervensi, dan perkembangan pesat alat diagnostik dan vaksin.

“Belum ada laporan sepengetahuan saya (tentang subtipe hMPV di Indonesia),” kata Dr Telly.

Secara umum, infeksi hMPV memiliki gejala infeksi yang sama dengan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh virus lain. Gejalanya meliputi demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, mengi, dan sesak napas.

Pencegahan infeksi hMPV juga serupa dengan infeksi virus lainnya, misalnya dengan meningkatkan daya tahan tubuh, menganjurkan pola hidup bersih dan sehat, serta menjaga pola istirahat dan makan yang baik.

Selama daya tahan tubuh baik, infeksi hMPV sebenarnya bisa diatasi dengan mudah.

“Jangan sampai CVID selesai, cuci tangan juga. Kamu pakai muka, karena aku tidak tahu sehat atau tidak, apalagi sering-sering. Yang penting atur bentuk yang tepat. Istirahatnya boleh, makannya cukup, pola makannya tapi jangan terlalu banyak, justru menurunkan daya tahan tubuh,” ujarnya. Tonton video “Video: Cara Menularkan Virus HMPV Seperti Covid-19” (avk/naf)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *