Jakarta –
Bea Cukai Sulut memuji beberapa perusahaan penyedia devisa ekspor terbesar.
Kepala Kanwil Bea Cukai Sultra Erwin Situmorang mengatakan, apresiasi yang diberikan pemerintah melalui Kanwil Bea Cukai bukan berdasarkan seberapa besar investasi perusahaan dalam rupiah atau melihat investasi perusahaan dalam mata uang rupiah. menyumbang”. Situmorang menjelaskan, Kanwil Bea dan Cukai akan terus memberikan edukasi dan insentif kepada para pelaku usaha agar bisa terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah dan nasional. “Penghargaan bea cukai ini diberikan kepada masing-masing perusahaan.
Salah satu perusahaan yang dinilai Bea dan Cukai adalah PT Biomasa Jaya Abadi (PT BJA), perusahaan manufaktur wood pellet terintegrasi yang berpusat di Provinsi Gorontalo. Kontribusi PT BJA mencapai lebih dari 55% total ekspor devisa Gorontalo, dan beberapa lembaga serta kementerian juga telah mendapatkan penghargaan. Secara spesifik, terdapat 22 perusahaan, 20 kementerian atau lembaga, 10 asosiasi dan media, serta 11 aparat penegak hukum yang beroperasi di Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah. “Kami sangat berterima kasih kepada Bea Cukai Sulut. Kanwil sangat mengapresiasi apresiasi atau apresiasinya. “PT BJA merupakan investor ekspor devisa terbesar di Gorontalo,” kata Direktur Utama BJA Rudy Hantono. Sejak mulai beroperasi di Kabupaten Pohuwato, Rentalo. , BJA mengirimkan wood pellet ke dua negara: Jepang dan Korea Selatan. BJA mulai beroperasi yaitu pada tahun 2022 hingga 14 Agustus 2024, PT BJA melakukan ekspor wood pellet sebanyak 21 kali sebanyak 230.000 ton. , 1 kali dari tahun 2024 hingga Juli. Peraturan berlaku dalam menjalankan usaha wood pellet. (rd/rir)