Jakarta –

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) / Running BUMN ID Food Penyaluran bantuan pangan penanganan stunting kepada 1,4 juta keluarga berisiko stunting (KRS) di tujuh provinsi kembali dimulai.

Direktur Utama ID Food, Sis Apik Wijayanto mengatakan pihaknya saat ini fokus pada percepatan realisasi program strategis pemerintah melalui kolaborasi dengan unsur pemerintah daerah dan instansi terkait.

“Berbagai langkah terus kami lakukan untuk mempercepat penyaluran bantuan telur ayam dan makanan ayam kepada 1,4 juta keluarga berisiko stunting. Salah satu langkah efektif untuk meningkatkan penyaluran adalah dengan memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait,” kata Sis. Apik dalam keterangannya, dikutip Jumat (30/8/2024).

Untuk penyaluran tahap pertama tahun 2024 hingga 26 Agustus, ID Food telah menyalurkan 909.000 paket bantuan telur ayam dan daging ayam untuk penanganan stunting. Jumlah tersebut merupakan total paket bantuan yang disalurkan ke 7 provinsi yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTT, dan Sulawesi Barat.

Sesuai penugasan Badan Pangan Nasional, ID Food akan menyalurkan bantuan dengan alokasi bulanan sebanyak 1,4 juta paket seharga 1,4 juta KRS. Untuk tahap pertama ini, penyalurannya akan dilakukan sebanyak 3 kali dalam 3 bulan, sehingga totalnya Rencana penyaluran bantuan pangan “Stunting tahap pertama pada tahun 2024 sebanyak 4,3 juta paket senilai 1,4 juta KRS. Artinya setiap KRS akan menerima bantuan sebanyak 3 kali lipat dalam 3 bulan,” jelasnya.

Kak Apik mengakui, pemerintah daerah dan instansi terkait seperti Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serta perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi memegang peranan penting dalam mensukseskan program tersebut.

Menurut dia, peran DKPP dalam program tersebut mulai dari aspek perencanaan hingga realisasinya, termasuk memastikan kualitas produk daging ayam dan telur ayam yang disiapkan dan didistribusikan ID Food tetap terjaga.

“Di tahun kedua pelaksanaannya, kerjasama ID Food dengan DKPP semakin intens. Di setiap provinsi, DKPP penyalurnya memantau dan mengevaluasi secara berkala pelaksanaan program. Melalui evaluasi berkala, kualitas produk dan penyaluran bantuan kami pimpin. . Keluar terus membaik,” ujarnya.

Kontribusi utama BKKBN adalah penyedia data KRS. Menurut Kak Apik, koordinasi antara ID Food dan BKKBN terus dilakukan selama pelaksanaan program, mengingat BKKBN berperan dalam validasi data dan memberikan pemutakhiran data KRS. Apabila terdapat perubahan rincian KRS, BKKBN berwenang mengajukan KRS pengganti

“Selama pelaksanaan program bantuan pangan, kami terus bekerja sama dengan BKKBN. Dengan dukungan data yang akurat dan terkini, bantuan pangan untuk penanganan stunting dapat disalurkan kepada keluarga sasaran yang membutuhkan. penurunan Stunting di Indonesia,” jelasnya.

Selain kedua lembaga tersebut, Kak Apiq juga menyebutkan pentingnya dukungan pemerintah kecamatan, kelurahan, dan desa untuk memastikan bantuan pangan terdistribusi tepat waktu dan tepat sasaran.

“Pemerintah kecamatan dan desa/kelurahan mewakili pemerintah daerah terdepan dalam mengawal program. Agar program berhasil, kami pastikan terus bermitra dengan pihak-pihak yang berkepentingan,” jelasnya. (keren keren)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *